Kunti (Sansekerta: कुंती; Kuntī) dalam kisah Mahabharata
adalah puteri dari Prabu
Kuntiboja. Ia adalah saudara dari Arya Basudewa yang
merupakan ayah dari Baladewa, Kresna dan Subadra. Selain Arya Basudewa, Kunthi, sebagai anak kedua, juga memiliki saudara lain yang bernama Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena.
Kunthi adalah istri pertama Pandu Dewanata, raja negara Hastinapura, putra dari begawan Abiyasa dan Dewi Ambiki. Kunthi dikaruniai tiga orang anak yang bernama Yudistira, Werkodara, dan Arjuna.
Sebelum menikah dengan Pandu Dewanata, Kunthi telah mempunyai seorang putra dari Bathara Surya, sebagai akibat dari kesalahannya yang ingin mencoba merapal mantera Aji Gineng (Aji Pemanggil) yang telah diajarkan oleh Resi Druwasa. Dengan Aji ini, Kunhti dapat memanggil dewa-dewi sesuai dengan yang dikehendakinya. Dewa Surya yang merasa terpanggil, bertanya kepada Kunti, apa yang diinginkannya. Namun Kunti menyuruh Sang Dewa untuk kembali ke kediamannya. Karena Kunti sudah memanggil dewa tersebut agar datang ke bumi namun tidak menginginkan berkah apapun, Sang Dewa memberikan seorang putera kepada Kunti.
Kunti tidak ingin memiliki putera semasih muda, maka ia memasukkan anak tersebut ke dalam keranjang dan enghanyutkannya di sungai Aswa. Kemudian putera tersebut dipungut oleh seorang kusir di keraton Hastinapura yang bernama Adirata, dan anak tersebut diberi nama Basukarna / Aradea / Suryatmaja, yang setelah menjadi raja di negara Awangga, dikenal sebagai Adipati Karna.
Sepeninggal Pandu Dewanata, ia mengasuh Nakula dan Sadewa, anak Pandu Dewanata dari Dewi Madri. Seusai Bharatayuddha, ia dan iparnya Dretarastra, Gandari, dan Widura pergi bertapa sampai akhir hayatnya.
Asal Usul
Sebenarnya ayah Kunti adalah Raja Surasena (Mandura) dari Wangsa Yadawa yang menikah dengan Dewi Dayita, putri dari Prabu Kunthi raja Boja. Saat masih bayi dewi Kunthi diberi nama Pritha. Kemudian ia diadopsi oleh Raja Kuntiboja yang tidak memiliki anak, dan semenjak itu ia diberi nama Kunti. Setelah Kunti menjadi puterinya, Raja Kuntibhoja dianugerahi anak.
Kemudian, Kunti menikahi Pandu, seorang raja di Hastinapura. Pandu juga menikahi Madri sebagai istri kedua, namun tidak mampu memiliki anak. Akhirnya Pandu dan kdua istrinya hidup di hutan. Disanalah Kunti mengeluarkan mantra rahasianya. Ia memanggil tiga Dewa dan meminta tiga putera dari mereka. Putera pertama diberi nama Yudistira dari Dewa Yama, kedua bernama Bima dari Dewa Bayu, dan yang terakhir bernama Arjuna dari Dewa Indra. Kemudian Kunti memberitahu mantra tersebut kepada Madri. Madri memangil Dewa Aswin dan menerima putera kembar, dan diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal dengan nama Pandawa.
Dewi Kunthi memiliki watak welas asih, setia dan wingit. Setelah kematian Pandu dan Madri, Kunti mengasuh kelima putera tersebut sendirian. Sesuai dengan amanat Madri, Kunti berjanji akan memperlakukan Nakula dan Sadewa seperti puteranya sendiri. Setelah pertempuran besar di Kurukshetra berkecamuk dan usianya sudah sangat tua, Kunti pergi ke hutan bersama dengan ipar-iparnya yang lain seperti Dretarastra, Widura, dan Gandari untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Mereka menyerahkan kerajaan kepada Yudistira. Di dalam hutan, Kunti dan yang lainnya mati moksa, terbakar oleh api suci mereka sendiri dan wafat di sana.
Kunthi adalah istri pertama Pandu Dewanata, raja negara Hastinapura, putra dari begawan Abiyasa dan Dewi Ambiki. Kunthi dikaruniai tiga orang anak yang bernama Yudistira, Werkodara, dan Arjuna.
Sebelum menikah dengan Pandu Dewanata, Kunthi telah mempunyai seorang putra dari Bathara Surya, sebagai akibat dari kesalahannya yang ingin mencoba merapal mantera Aji Gineng (Aji Pemanggil) yang telah diajarkan oleh Resi Druwasa. Dengan Aji ini, Kunhti dapat memanggil dewa-dewi sesuai dengan yang dikehendakinya. Dewa Surya yang merasa terpanggil, bertanya kepada Kunti, apa yang diinginkannya. Namun Kunti menyuruh Sang Dewa untuk kembali ke kediamannya. Karena Kunti sudah memanggil dewa tersebut agar datang ke bumi namun tidak menginginkan berkah apapun, Sang Dewa memberikan seorang putera kepada Kunti.
Kunti tidak ingin memiliki putera semasih muda, maka ia memasukkan anak tersebut ke dalam keranjang dan enghanyutkannya di sungai Aswa. Kemudian putera tersebut dipungut oleh seorang kusir di keraton Hastinapura yang bernama Adirata, dan anak tersebut diberi nama Basukarna / Aradea / Suryatmaja, yang setelah menjadi raja di negara Awangga, dikenal sebagai Adipati Karna.
Sepeninggal Pandu Dewanata, ia mengasuh Nakula dan Sadewa, anak Pandu Dewanata dari Dewi Madri. Seusai Bharatayuddha, ia dan iparnya Dretarastra, Gandari, dan Widura pergi bertapa sampai akhir hayatnya.
Asal Usul
Sebenarnya ayah Kunti adalah Raja Surasena (Mandura) dari Wangsa Yadawa yang menikah dengan Dewi Dayita, putri dari Prabu Kunthi raja Boja. Saat masih bayi dewi Kunthi diberi nama Pritha. Kemudian ia diadopsi oleh Raja Kuntiboja yang tidak memiliki anak, dan semenjak itu ia diberi nama Kunti. Setelah Kunti menjadi puterinya, Raja Kuntibhoja dianugerahi anak.
Kemudian, Kunti menikahi Pandu, seorang raja di Hastinapura. Pandu juga menikahi Madri sebagai istri kedua, namun tidak mampu memiliki anak. Akhirnya Pandu dan kdua istrinya hidup di hutan. Disanalah Kunti mengeluarkan mantra rahasianya. Ia memanggil tiga Dewa dan meminta tiga putera dari mereka. Putera pertama diberi nama Yudistira dari Dewa Yama, kedua bernama Bima dari Dewa Bayu, dan yang terakhir bernama Arjuna dari Dewa Indra. Kemudian Kunti memberitahu mantra tersebut kepada Madri. Madri memangil Dewa Aswin dan menerima putera kembar, dan diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal dengan nama Pandawa.
Dewi Kunthi memiliki watak welas asih, setia dan wingit. Setelah kematian Pandu dan Madri, Kunti mengasuh kelima putera tersebut sendirian. Sesuai dengan amanat Madri, Kunti berjanji akan memperlakukan Nakula dan Sadewa seperti puteranya sendiri. Setelah pertempuran besar di Kurukshetra berkecamuk dan usianya sudah sangat tua, Kunti pergi ke hutan bersama dengan ipar-iparnya yang lain seperti Dretarastra, Widura, dan Gandari untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Mereka menyerahkan kerajaan kepada Yudistira. Di dalam hutan, Kunti dan yang lainnya mati moksa, terbakar oleh api suci mereka sendiri dan wafat di sana.
No comments:
Post a Comment