Eurofighter Typhoon adalah sebuah pesawat
tempur multi peran bersayap delta, bermesin ganda, super lincah,
dikembangkan dan dirancang selama 15 tahun dan dibuat oleh sebuah konsorsium negara-negara Eropa yang dibentuk pada
1983. Pada rancangannya,
Eurofighter Typhoon, menyerupai
pesawat tempur modern Eropa lainnya, Dassault
Rafale Perancis
dan Saab
Gripen Swedia.
Karena kombinasi kelincahan, fasilitas stealth dan sistemnya yang modern Eurofighter Typhoon dipandang luas
sebagai pesawat tempur hebat.
Tipe
|
Pesawat tempur multi-peran
|
Produsen
|
Eurofighter
GmbH
|
Terbang perdana
|
27 Maret 1994
|
Diperkenalkan
|
2003
|
Status
|
Aktif
|
Sejarah Pengembangan
Pada 1979, BAE Inggris dan MBB Jerman membuat
proposal European Combat Fighter. Pada Oktober 1979 Dassault Perancis
bergabung dan studi tiga negara ini dinamakan European Combat Aircraft
(ECA), dan pada saat itulah nama Eurofighter pertama kali digunakan .
Pada 1981, proyek
ini berakhir karena beberapa hal. Satu diantaranya karena Perancis mencoba
memaksakan keinginannya untuk menjadi pemimpin pada proyek ini. Di samping itu,
Inggris menginginkan mesin RB199 yang digunakan sedangkan
Perancis lebih menyukai Snecma M88 .
Kemudian tiga perusahaan yang bermitra membuat Tornado dalam Panavia yaitu BAE, MBB, dan Aeritalia meluncurkan program Agile
Combat Aircraft (ACA), pada April 1982. Program ini
menghasilkan pesawat demonstrator ACA yaitu Experimental
Aircraft Programme (EAP) pada 1983.
Pada 1983 Inggris, Perancis, Jerman, Itali dan Spanyol meluncurkan program Future
European Fighter Aircraft (FEFA). Pesawat ini memiliki kemampuan take Off dan landing dengan
jarak pendek (STOL) dan perang diluar jangkauan
mata (beyond visual range,
(BVR)). Pada 1984
Perancis memasukan kebutuhannya akan versi kapal induk dan menginginkan posisi
sebagai pemimpin dalam program ini. Inggris , Jerman Barat dan Itali memilih
untuk keluar dari program dan memulai program EFA baru.
Di Turin pada 2 Agustus 1985, Itali, Jerman
Barat, dan Inggris setuju untuk melanjutkan Eurofighter. Pengumuman ini juga mengkonfirmasi
bahwa Perancis dan Spanyol memilih untuk tidak menjadi anggota proyek. Dikemudian hari dengan tidak memedulikan
desakan dari Perancis, Spanyol bergabung kembali pada September 1985. Perancis
secara resmi mengundurkan diri dari Proyek Eurofighter dan melanjutkan
proyeknya sendiri yang dikemudian hari menjadi Dassault Rafale.
Pada tahun 1986 EAP terbang untuk
pertama kalinya, pekerjaan mendesain dalam 5 tahun ke depan menggunakan data
dari EAP. Pembelian awal adalah: Inggris 250 pesawat, Jerman 250, Itali
165, dan Spanyol 100. Prosentase bagian produksi mengikuti jumlah pembelian -
British Aerospace (33%), Daimler-Benz (33%), Aeritalia (21%), dan
Construcciones Aeronáuticas SA (CASA) (13%).
Pada 1986 juga didirikan Eurofighter
Jagdflugzeug GmbH untuk mengatur proyek ini dan EuroJet Turbo GmbH,
aliansi dari Rolls-Royce, MTU Aero Engines, FiatAvio (sekarang Avio), and ITP untuk mengembangkan mesin EJ200.
Dalam pengembangannya, banyak sekali pertentangan, misalnya
pada 1990 terjadi
perdebatan besar dalam pemilihan radar, Inggris, Spanyol, dan Itali
menginginkan ECR-90 (Ferranti Defence
Systems,) sedangkan Jerman menginginkan memakai radar MDS2000 (Hughes, GEC-Marconi, AEG). Polemik berakhir setelah Inggris
menggaransi bahwa GEC boleh membeli Ferranti Defence Systems, sehingga membuat
GEC tidak lagi mendukung pengembangan MDS2000.
Akhirnya Peter Weger kepala tes pilot Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) dapat
menerbangkan prototipe pesawat ini (kemudian dikenal sebagai Eurofighter EF
2000) pada 27
Maret 1994 di Bavaria setelah
ditahun 90-an kita melihat pertentangan-pertentangan hebat dalam pembangunan
pesawat ini. Pertentangan itu meliputi banyak hal, contohnya adalah masalah
pembagian pekerjaan, spesifikasi pesawat dan bahkan partisipasi tiap negara
dalam proyek ini.
Ketika kontrak produksi final ditandatangani pada 1997, pembelian total
adalah sebagai berikut: Inggris 232, Jerman 180, Itali 121, and Spanyol 87.
Produksi kemudian juga dialokasikan menurut jumlah pembelian: British Aerospace
(37%), DASA (29%), Aeritalia (19.5%), dan CASA (14%).
No comments:
Post a Comment