Fatamorgana adalah fenomena optik di alam yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir, laut atau padang es, biasanya akan tampak di kejauhan atau di ufuk garis langit. Seringkali di gurun pasir, fatamorgana dapat menyerupai danau atau air atau kota.
Kata fatamorgana diambil dari bahasa Italia. Ini pada mulanya adalah nama saudari Raja Arthur, Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa.
Fatamorgana muncul ketika cahaya terbias dan menghasilkan gambar dari suatu obyek atau langit padahal sebenarnya tidak ada. Fenomena ini biasanya terjadi di permukaan panas, seperti jalan aspal, di daratan, di laut, di gurun pasir, atau daerah kutub.
Gambaran fatamorgana yang tampak,oleh mata, dapat bermacam-macam bentuknya, seperti kolam air, danau, tepi pantai, pulau, perahu, kota, dan lain sebagainya.
Jadi, Fatamorgana sebenarnya adalah pantulan cahaya langit yang dipantulkan (dibiaskan) oleh udara panas, dimana udara panas ini berfungsi sebagai cermin. Secara fisika, fenomena optik ini terjadi karena cahaya secara kuat terbelokkan saat melewati lapisan udara yang memiliki perbedaan temperatur yang tinggi di dalam lapisan atmosfer.
Penampakan fatamorgana, dipengaruhi oleh ketinggian titik pengamatan. Makin tinggi titik pengamatan, fatamorgana semakin tidak jelas. Fatamorgana makin jelas jika titik pengamatan rendah.
Pada siang hari saat berjalan di jalan beraspal, di bawah matahari terik sehingga membuat jalan beraspal yang hitam itu menjadi sangat panas, maka aspal yang panas itu akan meradiasikan panas tersebut, sehingga udara di sekitar, jalan menjadi sangat panas. Udara panas tersebut akan memantulkan bayangan langit biru dan awan awan yang tampak seperti kolam berisi air. Pemandangan seperti itulah yang disebut Fatamorgana
Hal ini juga terjadi di padang pasir ketika padang pasir sedang panas panasnya maka udara diatasnya berlapis lapis. Tiap lapisan, suhunya berbeda beda , makin dekat dengan pasir, maka suhu akan makin panas. Sinar yang berasal dari langit atau awan akan mengalami pembiasan berantai ( sinarnya dibelokkan ) oleh lapisan-lapisan itu, sampai akhirnya sinar ini berbalik ke atas ( disebut juga pemantulan total )
Ketika sinar itu ditangkap oleh mata maka orang akan melihatnya sebagai sesuatu yang kebiruan muncul dari aspal atau gurun pasir ( seperti kolam air )
Jadi fatamorgana bukan karena mata kelelahan , fenomena ini nyata dan dapat di foto yang jadi masalah adalah kesalahan interprestasi otak kita.
Jadi fatamorgana bukan karena mata kelelahan , fenomena ini nyata dan dapat di foto yang jadi masalah adalah kesalahan interprestasi otak kita.
Para pelaut, terbiasa dengan fenomena di mana pulau terlihat melayang di udara. Kesan ini timbul saat mereka mengamati pemandangan laut dari kapal dengan ketinggian penglihatan antara dua atau tiga meter di atas permukaan laut dan juga di tempat-tempat yang datar.
Fatamorgana juga dapat terjadi di kutub. terjadi manakala tidak ada hembusan angin, tak ada turbulensi udara serta udara dalam keadaan bersih dan kering, maka fenomena ini akan mudah sekali terjadi. Fatamorgana di kutub dapat diamati pada hari dengan temperatur yang cerah, di lokasi yang terdapat lapisan es yang membuat temperatur udara menjadi rendah. Fenomena yang terjadi adalah sama, karena ada pantulan cahaya yang dibelokkan.
No comments:
Post a Comment