Saturday, 8 January 2011

Nepenthes attenboroughii (Tanaman Pemangsa Tikus)



Tanaman Nepenthes attenboroughii adalah tanaman pitcher yang paling aneh dan indah. Spesies yang namanya baru resmi diterima pada bulan Agustus 2009 ini, termasuk pada tanaman karnivora. Tanaman ini diyakini sebagai salah satu tanaman pemakan daging di dunia.  

Dengan menggunakan alat berupa kantung yang berfungsi sebagai jebakan, tanaman ini akan mensekresikan cairan berupa asam dan  enzim dari mulut daun (nectar) di sekitar mulut kantong, sebagai umpan untuk menarik perhatian mangsanya, sekaligus akan membunuhnya. Tidak hanya serangga, bahkan tanaman ini mampu mencerna seekor tikus, kadal, kodok yang terpeleset atau bersembunyi dan terperangkap di dalamnya. Jebakan hebat ini umumnya akan menyisakan tulang-tulang tikus. 

Nepenthes attenboroughii, yang bisa tumbuh setinggi lebih dari 1 meter dengan struktur kantongnya yang berisi cairan, adalah tanaman karnivora kedua terbesar di dunia. Tanaman ini memiliki warna hijau dan merah serta dapat tumbuh di tempat beriklim panas. Namun, sampai saat sekarang tumbuhan ini hanya ditemukan di Gunung Victoria, Filipina.
 
Penemuan tanaman ini bermula dari dua orang misionaris yang pada tahun 2000 berusaha mendaki gunung Victoria. Gunung yang terletak di Palawan, Filipina itu termasuk jarang dikunjungi manusia. Karena mereka mendaki dengan persiapan yang kurang memadai, mereka pun hilang dan tersesat selama tiga belas hari sebelum dapat diselamatkan. Ketika kembali, keduanya mengaku melihat tanaman mirip kantong semar raksasa.

Informasi ini menarik perhatian para pecinta alam seperti Stewart McPherson dan ahli botani seperti Alastair Robinson dari Inggris dan Volker Heinrich dari Filipina. Ketiganya merupakan ahli tanaman ketakong (kantong semar) dan telah melakukan perjalanan ke berbagai daerah terpencil demi pencarian species baru. Penemuan tanaman ini kemudian dipublikasikan dalam Botanical Journal of the Linnean Society setelah dilaporkan oleh Stewart McPherson, ahli botani dari Red Fern Natural History Productions.

Pada tahun 2007, mereka melakukan espedisi selama dua bulan di Filipina, termasuk mendaki gunung Victoria. Ketika mendaki melalui hutan dataran rendah, mereka menemukan tanaman ketakong besar yang dikenal sebagai Nepenthes Philippinensis, bersama dengan tanaman pakis merah jambu dan jamur biru yang belum dapat diidentifikasikan.

Penemuan mereka yang sesungguhnya, baru ditemukan pada ketinggian sekitar 1.600 dpl. Mereka menemukan banyak tanaman sejenis dan langsung tahu bahwa itu bukanlah spesies yang dikenali selama ini. Tanaman baru ini dinamai Nepenthes attenboroughii, yang diambil dari nama penyiar acara alam David Attenborough. Nepenthes attenboroughii ini merupakan salah satu tanaman karnivora terbesar dan menghasilkan jebakan yang spektakuler.

Ciri khas tanaman ketakong biasanya tumbuh dalam jumlah yang besar. McPherson berharap lokasi terpencil di pegunungan yang sulit diakses itu, akan mencegah pemburu liar merusaknya.

Kantong semar terbesar di dunia, Nepenthes rajah, ditemukan naturalis Inggris, Hugh Low, di Borneo pada 1858. Perilakunya yang bisa menelan seekor tikus terungkap empat tahun setelah penemuannya ketika kolega Low, Spenser St. John, menemukan bangkai tikus di dalam satu spesimennya. McPherson tidak yakin jenis-jenis tanaman kantong semar raksasa itu bisa dimanfaatkan sebagai alat perangkap tikus seperti ada yang pernah bertanya kepadanya.

Dalam ekspedisi yang sama, tim juga menemukan ketakong lainnya yaitu Nepenthes deaniana yang sudah tidak terlihat 100 tahun terakhir, Spesimen terakhir dari spesies tersebut hilang dalam kebakaran herbarium pada tahun 1945.

Ketika turun gunung, tim masih menemukan spesies baru tanaman sundrew, sebuah tipe tanaman dengan jebakan lengket yang menjadi anggota genus Drosera.

No comments:

Post a Comment