Amor adalah dewi Cinta/Asmara, Ia dikatakan sebagai pembawa benih-benih kehidupan.
Amor saat ini lebih sering dikaitkan dengan sesuatu yang berbau romantisme, banyak juga yang menyamakannya dengan Cupid. Ia adalah salah satu dari anak-anak Ether (dewa udara yang kebiruan) dan Emera (dewi siang yang cemerlang).
Amor saat ini lebih sering dikaitkan dengan sesuatu yang berbau romantisme, banyak juga yang menyamakannya dengan Cupid. Ia adalah salah satu dari anak-anak Ether (dewa udara yang kebiruan) dan Emera (dewi siang yang cemerlang).
Karena segenap jiwa raganya sarat dengan cinta, maka dia bisa tampil sebagai apa saja. Bebas menurut sekehendak hatinya. Dia datang dan pergi tanpa permisi. Dia berbicara tanpa basa-basi. Lahan kembaranya meliputi lima benua dan tujuh samudra. Berada di puncak gunung atau di palung laut baginya sama saja. Di kutub atau di gurun tidak ada bedanya.
Sebagai penakluk kalbu segenap makhluk bumi, dia harus berhadapan dengan beragam karakter yang sedang mengalami proses evolusi yang penuh dengan hal yang tak terduga dan ketidak pastian yang mencekam. Tugas utamanya adalah mengawal perjalanan kemasa depan dengan cara membuka peluang dan memberi kesempatan kepada semua jenis makhluk untuk bersinergi membangun kehidupan baru yang lebih kuat dan lebih lentur, sehingga mampu beradaptasi dengan faktor lingkungan yang terus menerus berubah.
Beban tugas yang diembannya sungguh berat. Tampak sekilas tidak sebanding dengan kecantikan dan kelemah lembutannya yang fitri. Bagaimana hati seekor singa yang buas menjadi jinak dan bermanja-manja dipangkuannya? Bagaimana sepasang rayap memadu kasih disarangnya yang gelap gulita?
Dewi Amor adalah dewi peduli. Ia sangat peduli pada kehidupan dan kematian. Dialah pelembut bagi yang keras, dan pemutih bagi yang ternoda. Pembangkit semangat bagi yang putus asa. Juru selamat bagi yang tersesat.
Karena segenap jiwa dan raganya sarat cinta, ketika dia menjelma dalam ruh dan jasad ibumu, kau memperoleh susu pelepas dahaga dari buah dadanya. Ketika dia membakar gairah ayahmu, kau bisa beroleh kawan bercengkerema yang setia. Ketika dia berkunjung ke rumahmu, tidakkah kau ingin menyambutnya dengan tangan terbuka?
No comments:
Post a Comment