Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas. Bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Di alam bebas bakteri ini membentuk spora yang tahan puluhan tahun dalam tanah dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia. Hewan tertular akibat memakan spora yang menempel pada tanaman yang dimakan. Hewan yang mati akibat antraks harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar atau pun yang telah dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia karena terpapar hewan-hewan yang telah terjangkiti anthrax, jaringan hewan yang tertular, atau spora antraks dalam kadar tinggi.
Penyakit Antraks termasuk kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (Zoonosis). Penyakit ini paling sering menyerang ternak terutama sapi, domba, kambing dan selalu berakhir pada kematian. Sasaran berikutnya kuda dan babi. Hewan kelompok omnivora ini bisa lebih bertahan, sehingga sebagian penderita selamat dari maut. Serangan pada ayam, belum pernah ada laporan. Berdasar penelitan yang selama ini telah dilakukan, pada manusia, dilaporkan tingkat kematian mencapai 18 persen (dari 100 kasus, 18 penderita meninggal).
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah); mengkonsumsi produk hewan yang kena antraks: atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang. Karenanya ada empat tipe antraks yaitu antraks kulit, antraks usus (pencernaan), antraks paru (pernapasan) dan antraks otak.Antraks otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.
Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Kata Antraks bermakna “batubara” dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.
Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks. Kata Antraks bermakna “batubara” dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.
Masa inkubasi antraks kulit sekitar dua sampai lima hari. Mula-mula kulit gatal, kemudian melepuh yang jika pecah membentuk keropeng hitam di tengahnya. Di sekitar keropeng bengkak dan nyeri. Pada antraks yang masuk tubuh dalam 24 jam sudah tampak tanda demam. Mual, muntah darah pada antraks usus, batuk, sesak napas pada antraks paru, sakit kepala dan kejang pada antraks otak. Jika tak segera diobati bisa meninggal dalam waktu satu atau dua hari. Karena setiap petugas kesehatan sudah dilatih untuk menangani, sebaiknya penderita segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit agar penderita segera mendapat pengobatan yang tepat.
Beberapa daerah di dunia (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Untuk mencegah tertular antraks dianjurkan untuk membeli daging dari tempat pemotongan resmi, memasak daging secara matang untuk mematikan kuman, serta mencuci tangan sebelum makan.
No comments:
Post a Comment