Gua Waitomo Glowworm terletak di wilayah Waikato, di sebelah utara pulau Selandia Baru. Gua ini merupakan bagian dari sistem Gua Waitomo, yang mencakup Gua Ruakuri dan Gua Aranu. Selama lebih dari 100 tahun, jutaan orang dari seluruh dunia datang untuk mengunjungi wonderland berbintang ini, Gua Waitomo Glowworm. Untuk sampai ke gua Waitomo, para wisatawan harus menempuh waktu 3,5 jam dari Auckland.
Seperti namanya, gua ini berfungsi sebagai rumah untuk glowworms, khususnya Arachnocampa luminosa, sebuah serangga kecil bercahaya yang mempunyai ukuran tidak lebih besar daripada ukuran rata-rata nyamuk. Serangga ini merupakan jenis spesies nyamuk jamur, yang menjadi primadona dan memancarkan pesonanya di tempat ini. Glowworm, mampu menghasilkan sinar berwarna biru, pada saat berada dalam tahap larva.
Rangkaian bintik-bintik cahaya biru di dalam gua yang gelap pekat ini menawarkan alam imajinasi yang mengagumkan. Ulat-ulat dari populasi glowworm (ulat kelap-kelip), Arachnocampa luminosa ini, mampu menghasilkan salah satu komoditi dagang Selandia Baru yaitu sutra.
Pada saat menapaki gua ini dengan berperahu, para wisatawan akan melihat banyak sekali Arachnocampa luminosa memancarkan cahaya biru yang menakjubkan. Hanya saja hal ini tidak bisa atau akan terhalang bila air sungai sedang pasang.
Sebelum melihat keajaiban sihir makhluk-makhluk kecil tadi, ketika memasuki dunia bawah tanah, para wisatawan terlebih dahulu akan melalui labirin-labirin batu kapur yang misterius. Di sini, para wisatawan akan kagum pada dekorasi luar biasa yang diciptakan oleh alam.
Stalaktit, stalagmit dan patung-patung yang terbentuk merupakan ukiran tetesan air dari atap gua atau yang mengalir di atas batu kapur dari dinding terbuka. Ketika air mengalir turun dari atap dan dinding gua, alirannya melarutkan batu kapur. Larutan batu kapur ini kemudian ditinggalkan sebagai deposit kristal di dalam gua.
Formasi tersebut sangat spektakuler dan telah berkembang selama ribuan tahun.
Formasi stalagtit dan stalagmit yang terbentuk, beberapa diantaranya bahkan diberi nama, Salah satunya bernama “Katedral”, yaitu merupakan ruang kosong yang cukup besar di dalam gua seperti gereja katedral dengan sebuah organ pipa yang besar dan balkon (balcony). Sebagai informasi, akustik di dalam gua ini juga sudah terkenal di dunia. Kemudian ada juga gambaran stalagmit seperti sebuah keluarga yang naik unta, dan lain-lain.
Sejak lama, gua ini memang telah menyediakan lingkungan alam yang sempurna bagi glowworm (nama lain Arachnocampa luminosa) untuk berkembang dan terus memikat pengunjung selama bertahun-tahun. Satu yang perlu diingat ketika akan mengunjungi tempat ini adalah membawa baju hangat.
Pintu masuk ke Glowworm Cave ini baru saja direnovasi berbentuk kubah dengan pilar-pilar kayu yang disusun unik. Setelah membeli tiket, para wisatawan dituntun oleh seorang pemandu, yang salah satunya berkebangsaan Maori.
Glowworm adalah fase larva dari serangga Arachnocampa luminosa. Serangga ini mempunyai daur hidup yang sangat menarik. Fase larvanya adalah fase yang paling panjang dari kehidupannya, dimulai dari telur sampai serangga dewasa. Pada fase larva inilah, mereka mencari makan dengan cara menciptakan semacam senar sekitar 30-40 cm dengan ujung berlendir untuk menangkap mangsa.
Mereka berusaha menarik perhatian mangsa dengan cara berpendar (glowing), menciptakan ilusi seakan-akan itulah jalan keluar dari gua. Karena jumlahnya yang sangat banyak, pendaran glow-worm ini menciptakan pempara wisatawanngan seperti sinar bintang di waktu malam pada dinding atas gua. Glow-worm ini sangat sensitif terhadap sinar dan gangguan, maka di dalam gua dilarang keras memfoto, apalagi menggunakan blitz, menerangi dengan senter, atau mengobrol dengan suara keras.
No comments:
Post a Comment