Wednesday, 17 November 2010

Albert Bernhard Nobel

Alfred Bernhard Nobel (Stockholm, 21 Oktober 1833San Remo, 10 Desember 1896) adalah seorang insinyur kimia, dan pengusaha asal Swedia yang menemukan dinamit. Dalam surat wasiatnya, dia mewariskan hartanya untuk membuat Penghargaan Nobel.

Latar Belakang


Alfred lahir pada tanggal
21 Oktober 1833 di Stockholm, Swedia. Ayahnya bernama Immanuel Nobel dan ibunya bernama Andriette Ahlsell Nobel. Ayah Alfred ialah seorang insinyur dan penemu; ia membangun jembatan, bangunan, dan mengadakan percobaan dengan bermacam cara dalam peledakan batu. Alfred memiliki dua orang kakak laki-laki, yakni Robert (lahir 1829) dan Ludvig (lahir 1831).

Pada tahun 1833, saat Alfred lahir,
bisnis ayahnya merugi dan akhirnya harus ditutup. Pada tahun 1837, Immanuel Nobel memutuskan untuk mengadu nasib di luar negeri dan pindah ke Finlandia kemudian Rusia. Sedangkan ibu Alfred tetap tinggal di Stockholm merawat keluarganya. Ibu Alfred - yang berasal dari keluarga kaya - mulai membuka toko grosir. Dari situ ia bisa menghidupi keluarganya.
 

Pindah ke Rusia

Sementara itu, bisnis Imannuel Nobel di St. Petersburg, Rusia mulai menanjak. Ia  membuka sebuah bengkel mesin yang memasok peralatan untuk prajurit Rusia. Ia juga membuat Tsar Rusia dan para jenderalnya percaya bahwa ranjau laut bisa dipakai untuk menghalau kapal musuh yang akan menyerang St. Petersburg. Selama Perang Krim (1853-1856), ranjau-ranjau itu memang terbukti mampu menghalau AL Kerajaan Inggris yang akan memasuki St. Petersbur.

Setelah berhasil mengembangkan usahanya di Rusia, Imannuel memutuskan untuk memboyong keluarganya ke St. Petersburg (tahun
1842). Pada tahun 1843, Andriette melahirkan putra yang diberi nama Emil. Para putra Nobel mendapat pendidikan dari guru privat. Mereka menerima berbagai pelajaran seperti ilmu alam, bahasa, dan sastra. Alfred sendiri, sejak tamat SD, sudah menunjukkan bakat yang luar biasa di bidang ilmu kimia. Alfred juga sangat tertarik di bidang bahasa, dan fisika. Bahkan dalam usia 17 tahun, ia sudah mampu menguasai lima bahasa dan menulis dalam bahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman.
 

Perjalanan ke luar negeri

Ayahnya menginginkannya mengikuti jejaknya dan tak menghargai bakat Alfred dalam puisi. Ia memutuskan mengirim putranya ke luar negeri untuk belajar dan menjadi insinyur kimia.

Di
Paris, Alfred bekerja di laboratorium pribadi Profesor TJ Pelouze, seorang kimiawan terkenal. Di sana ia juga bertemu kimiawan Italia, Ascanio Sobrero. Selama tiga tahun pertama, bersama dengan Sobrero, mereka menemukan nitrogliserin, cairan berdaya ledak tinggi, yang dianggap terlalu berbahaya untuk digunakan.

Setelah pulang dari belajar ilmu kimia di Perancis dan Amerika, ia kembali ke Rusia. Alfred menjadi sangat tertarik pada nitrogliserin dan penggunaannya dalam berbagai bidang pekerjaan. Disanalah ia mulai "main-main" dengan bahan peledak yang ia racik dari cairan Nitroglycerin dan berhasil. Ia kemudian bekerja bersama ayahnya untuk mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak yang berguna secara komersial dan teknis.

 

Kembali ke Swedia

Setelah Perang Krim berakhir, bisnis keluarga Alfred mengalami kemunduran dan mereka memutuskan untuk kembali ke Swedia. Tetapi kedua kakak Alfred, Robert dan Ludvig, tetap tinggal di Rusia untuk mencoba mengelola peninggalan bisnis keluarganya. Merekapun sukses dan meneruskan mengembangkan industri minyak di selatan Rusia.

Setelah kembali ke Swedia, keluarga Nobel,
1863, Alfred memusatkan diri mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak. Sayangnya, percobaan ini membawa bencana yang menyebabkan terbunuhnya beberapa orang, termasuk adiknya, Emil. Pemerintah Swedia kemudian memutuskan untuk melarang percobaan ini dalam batas wilayah kota Stockholm. Tetapi Alfred tak berhenti dan terus melanjutkan percobaannya di tongkang di atas Danau Mälaren. Pada tahun 1864, ia sudah mulai dapat memproduksi nitrogliserin secara masal.

Meskipun demikian, ia tak menghentikan percobaannya dan terus berupaya dengan memberikan berbagai bahan tambahan agar apa yang diproduksinya, tidak membahayakan orang lain.
 

Penemu dinamit

Setelah melalui serangkaian percobaan, Alfred menemukan bahwa campuran nitrogliserin dengan tanah halus Kieselguhr akan mengubah cairan menjadi pasta yang bisa dibentuk ke dalam batang, yang kemudian dimasukkan dalam lubang bor. Penemuan ini terjadi pada tahun 1866, dan Alfred mendapatkan hak paten atas bahan ini pada tahun berikutnya. Ia menamainya dinamit. Ia juga menemukan detonator atau sumbat peledak yang bisa dinyalakan dengan cahaya sumbu.

Penemuan ini dibuat, saat bor bermahkota
intan dan bor angin mulai dipakai secara umum. Pada saat digunakan secara bersama-sama, penemuan-penemuan itu membantu mengurangi kerugian banyak pekerjaan konstruksi seperti pemboran saluran, peledakan batu, pembangunan jembatan, dan sebagainya.
Pabrik di banyak tempatPenemuan dinamit dan sumbat detonator ternyata sangat laku dalam industri pembangunan. Karena itu, dalam waktu yang tidak telalu lama, Alfred bisa membangun pabrik di 90 tempat berbeda. 


Meskipun ia tinggal di Paris tapi sering bepergian ke pabrik-pabriknya di lebih dari 20 negara. Ia pernah digambarkan sebagai “pengembara terkaya Eropa”. Ia bekerja intensif di San Remo (Italia), Hamburg (Jerman), Ardeer (Skotlandia), Paris dan Sevran (Prancis), Karlskoga dan Stockholm (Swedia). Ia juga mencoba membuat karet dan kulit sintetis serta sutra tiruan. Selain itu, ia juga membuat gelatin, balistit, batu permata tiruan, dan lain-lain. Berkat penemuannya, Nobel menjadi kaya raya. Konon sampai akhir hayatnya, tahun 1896, ia telah mandapatkan 355 hak paten dan mewariskan tidak kurang 125 juta dollar AS.
 

Bertha von Suttner

Alfred tak berkeluarga. Suatu hari, ia mengumumkan di koran untuk merekrut sekretaris. Wanita Austria-Hongaria yakni Bertha Kinsky von Chinic und Tettau mengambil pekerjaan itu. Setelah bekerja dalam waktu yang singkat, ia kembali ke Austria untuk menikah dengan Pangeran Arthur von Suttner.

Alfred dan
Bertha Sophie Felicitas Baronin von Suttner menjadi kawan tetap dan berkirim surat selama bertahun-tahun. Berthapun aktif dalam pergerakan perdamaian. Ia menulis buku Buanglah Senjatamu. Saat menulis surat wasiatnya untuk menetapkan Hadiah Nobel, Alfred Nobel memasukkan hadiah untuk badan ataupun perseorangan yang memajukan perdamaian.
 

Kematian dan Hadiah NobelAlfred meninggal di San Remo, Italia pada 10 Desember 1896. Dalam surat wasiat dan testamen terakhirnya, ia menulis bahwa banyak dari kekayaannya bisa dipakai memberi hadiah kepada yang telah melakukan usaha kemanusiaan di bidang fisika, kimia, sastra, perdamaian, fisiologi dan obat-obatan.

Tak semua orang menyukai hal ini. Surat wasiatnya ditentang sanak saudaranya dan dipersoalkan pihak berwenang di sejumlah negara, dan memakan empat tahun bagi pengawasnya meyakinkan semua pihak untuk memenuhi harapan Alfred.


Sampai pada akhirnya, untuk mengenang jasa-jasanya dan memenuhi wasiatnya, sejak 10 Desember 1901,
The Royal Swedish Academy of Sciences, suatu komisi Nobel yang berkedudukan di Stockholm, Swedia, tiap tahun memberikan penghargaan Nobel kepada kelompok atau perorangan yang berjuang demi perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.
 

Pada tahun 1901, hadiah pertama Nobel dalam fisika, kimia, sastra, fisiologi dan obat-obatan dibagikan di Stockholm, Swedia dan Hadiah Nobel Perdamaian di Kristiania (sekarang Oslo), Norwegia.

No comments:

Post a Comment