Heyna atau Dubukadalah karnivora asli Afrika, Arab, Asia dan subbenua India. Mereka adalah anggota dari famili Hyaenidae. Pada famili tersebut terdapat empat spesies, Crocuta, Hyaena, Parahyaena dan Proteles.
Hyena bentuknya seperti macan tutul dan hidup di hutan-hutan di India dan Afrika. Hewan ini sangat menyukai daging. Saat hyena terancam atau merasa ketakutan ia akan mengeluarkan suuara yang sangat keras. Bahkan bisa terdengar hingga 12 kilometer.
Di Afrika ada tiga jenis hyena, yaitu yang bergaris-garis, coklat, dan bertutul. Hyena bertutul merupakan pemakan daging terbesar di Afrika. Hyena tutul (Crocuta crocuta) pada umumnya adalah binatang malam, hidup berkelompok dengan jumlah antara 10 hingga 90 ekor. Sekelompok hyena kadang berburu bersama, namun di dalam kelompoknya mereka saling bersaing berebut hasil buruan mereka. Namun, dalam kelompok hyena tutul, seekor betina bisa sangat dominan di antara para pejantan berapa pun usia sang betina. Bahkan klitoris mereka berukuran sangat menonjol, dan dapat berereksi, hal ini ditujukan untuk menakut-nakuti hyena jantan!
Hyena memiliki rahang yang lebih kuat dari singa sehingga ia mampu untuk memakan tulang mangsanya. Hyena pun sangat ketat dalam menjaga daerah kekuasaannya, sehingga bila ada yang mengganggunya diintimidasi sebagai pemakan daging saingannya. Sayangnya, hyena kurang mampu untuk berburu mangsa dengan koordinasi baik dan rencana baik seperti singa.
Salah satu kebiasaan hyena adalah mencuri mangsa yang telah diburu oleh singa, terlebih bila sekelompok singa yang kekenyangan sudah tidak mampu untuk menghabiskan sisa-sisa mangsanya. Maka, hyena akan merebut bangkai mangsa hasil buruan para singa.
Hyena sebetulnya pemakan daging dan tidak mesti makan bangkai. Tetapi Heyna lebih dikenal sebagai pemakan bngkai karena lebih banyak kebagian bangkai daripada mangsa hidup. Selain itu, karena Hyena juga berebut wilayah dengan Singa atau Harimau yang jauh lebih unggul dalam mendapatkan mangsa. Kalau Singa atau Harimau berburu sendirian dan mampu mematikan mangsanya sendirian, Hyena mainnya keroyokan.
Tetapi Hyena bisa unggul dibanding Singa atau Harimau, karena dua faktor: sabar menunggu dan stamina.
Sabar menunggu
Kalau Hyena sudah mengincar targetnya, sementara targetnya itu jauh lebih kuat (misalnya banteng, atau kerbau), maka Hyena akan menunggu di dekat targetnya. Hewan yang jadi targetnya mungkin risih kali ya, atau sebenarnya ketakutan, jadi biasanya kabur atau pindah. Tapi Hyena akan terus mengejar, walaupun belum tentu diserang. Hyena menunggu sampai targetnya lemah, atau saat bala bantuan datang, biasanya teman-teman di koloninya datang ikut memburu. Ini bisa berlangsung seharian bahkan berhari-hari.
Stamina
Kalau targetnya lebih kuat dan melawan, maka Heyna akan menghindar atau kabur sebentar terus datang lagi. Mungkin Hyena sempat kena seruduk, kena tanduk, kena injek dan terluka. Tapi stamina Hyena tidak bisa dianggap enteng. Walaupun badannya kecil, Hyena punya stamina yang panjang dan konstan.
Faktor stamina ini juga yang membuat Hyena bisa lebih unggul dari pada Singa atau Harimau. Bahkan disbanding Cheetah sekalipun, sebab bila Cheetah tidak dapat-dapat mangsa, daia akan pulang ke sarangnya. Beda dengan Hyena, dia kejar terus sampe targetnya dapat diperoleh.
Hyena tidak seperi Singa yang bikin mangsanya mati dulu baru disantap. Hyena akan menyantap mangsanya hidup-hidup, dan membiarkan mangsanya mati pelan-pelan saat bagian-bagian tubuhnya dirobek-robek oleh kawanan Hyena. Kali ini, daging segar yang mereka dapat, bukan bangkai sisa makanan Singa. Keji dan dramatis.
Sepertinya Hyena memang sudah tahu mana hewan yang bakal dan pasti jadi mangsanya. Prinsip-prinsip ini (sabar menunggu dan stamina) juga sederhana dan hebat efeknya kalau dipraktekkan. Terlebih kalau yang jadi pesaing itu sekuat Singa, secepat Cheetah dan seakurat Harimau. Apalagi kalau mangsanya itu segalak Banteng, sekuat Kerbau.
Tawa Heyna
Para ilmuwan mengklaim telah berhasil memahami arti di balik suara tawa yang dihasilkan hyena. Suara itu, menurut para ilmuwan, mengandung imformasi penting soal status sang hewan.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMC ekologi, Selasa (30/1), untuk memecahkan suara hyena yang kerap disebut tawa hyena itu, para ilmuwan meneliti perbedaan suara 'tawa' itu yang menunjukkan usia si hyena. Lebih dari itu, variasi frekuensi suara tersebut juga memberikan informasi soal status seekor hyena dalam kelompoknya.
Profesor Frederic Theunissen dari Universitas California Berkeley, Amerika Serikat (AS) dan Profesor Nicolas Mathevon dari Universitas Jean Monnet St Ettiene, Prancis, bekerja sama, meneliti 26 ekor hyena di lokasi penelitian di Berkeley.
Kedua profesor ini kemudian merekam suara hewan ini dalam berbagai interaksi sosialnya. Misalnya saat para hyena berebut makanan dan kemudian menentukan elemen suara yang digunakan hyena untuk menunjukkan sesuatu.
Tahun lalu, para peneliti telah mempublikasikan sebagian hasil penelitian ini. Dan saat ini, mereka memastikan suara hyena menunjukkan usia hewan itu, sementara variasi frekuensi suara menunjukkan seberapa dominan seekor hyena di dalam kelompoknya.
"Suara tawa hyena memberi petunjuk soal kedudukan sosial seekor hyena. Status inilah yang memungkinkan seekor hyena memiliki hak makan dan mampu mengorganisasi kegiatan pencarian makanan," cetus Profesor Theunissen.
Profesor Frederic Theunissen dari Universitas California Berkeley, Amerika Serikat (AS) dan Profesor Nicolas Mathevon dari Universitas Jean Monnet St Ettiene, Prancis, bekerja sama, meneliti 26 ekor hyena di lokasi penelitian di Berkeley.
Kedua profesor ini kemudian merekam suara hewan ini dalam berbagai interaksi sosialnya. Misalnya saat para hyena berebut makanan dan kemudian menentukan elemen suara yang digunakan hyena untuk menunjukkan sesuatu.
Tahun lalu, para peneliti telah mempublikasikan sebagian hasil penelitian ini. Dan saat ini, mereka memastikan suara hyena menunjukkan usia hewan itu, sementara variasi frekuensi suara menunjukkan seberapa dominan seekor hyena di dalam kelompoknya.
"Suara tawa hyena memberi petunjuk soal kedudukan sosial seekor hyena. Status inilah yang memungkinkan seekor hyena memiliki hak makan dan mampu mengorganisasi kegiatan pencarian makanan," cetus Profesor Theunissen.
Hasil penelitian profesor Theunissen dan Mathevon menyimpulkan hyena menunjukkan status sosial mereka melalui suara 'tawa'-nya yang mereka buat saat berebut makanan.
Sebelumnya, suara hyena hanya dianggap sebagai sebuah komunikasi sederhana, namun penelitian terbaru ini menunjukkan secara tepat bahwa seekor hyena bisa menghasilkan suara tertentu dalam situasi tertentu juga.
Informasi yang diperoleh melalui suara 'tawa' itu merupakan pesan penting terutama bagi pejantan baru di kelompok itu, sehingga mereka secara otomatis menduduki posisi terbawah dalam hierarki kelompok.
Suara 'tawa' ini juga memungkinkan hyena mengumpulkan sekutu, misalnya saat satu atau dua ekor hyena membutuhkan bantuan saat berebut makanan melawan seekor singa.
Sebelumnya, suara hyena hanya dianggap sebagai sebuah komunikasi sederhana, namun penelitian terbaru ini menunjukkan secara tepat bahwa seekor hyena bisa menghasilkan suara tertentu dalam situasi tertentu juga.
Informasi yang diperoleh melalui suara 'tawa' itu merupakan pesan penting terutama bagi pejantan baru di kelompok itu, sehingga mereka secara otomatis menduduki posisi terbawah dalam hierarki kelompok.
Suara 'tawa' ini juga memungkinkan hyena mengumpulkan sekutu, misalnya saat satu atau dua ekor hyena membutuhkan bantuan saat berebut makanan melawan seekor singa.
Kenapa Heyna sering memyantap mangsanya hidup2, beda dg singa yg slalu membunuh mangsanya sebelum disantap ? tks
ReplyDeleteHeyna itu hewan yg sifatnya oportunity, mirip kucing dapur, ikan goreng, ikan mentah, ikan hidup, ga peduli yg penting bisa dimakan urusan masih hidup atau sdh jadi bangkai urusan no 11. beda dengan singa instingnya sdh berada dipuncak rantai makanan, jadi sudah jadi kebiasaanya untuk memakan hewan yg dia bunuh krna sudah jadi tradisi memburunya dan sangat jarang memakan mangsa yg mati alami atau oleh hewan lain,kecuali mangsanya sdh jarang.
ReplyDelete