Thursday 22 September 2011

Hormon Progesteron

Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami.

Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium, khususnya setelah ovulasi di corpus luteum, pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Hormon ini juga di sintesa di korteks adrenal, testis, pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.

Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya.

Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus atau saat proses kelahiran, korpus luteum tidak diperlukan lagi.

Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.   

Jaringan Tempat Produksi

Biosintesis progesteron dalam kehamilan manusia disempurnakan melalui penggunaan kolesterol low-density lipo-protein plasma ibu oleh plasenta. Ingat bahwa kapasitas untuk sintesis de novo steroid di plasenta hanya terbatas; sebagian, ini disebabkan oleh kecepatan pembentukan kolesterol yang lambat di trofoblas. Meskipun jauh lebih banyak progesteron daripada estrogen diproduksi selama kehamilan normal, relatif jauh lebih sedikit yang diketahui tentang biosintesisnya sampai hari ini. Sangat sedikit progesteron yang diproduksi sepanjang kehamilan manusia muncul di ovarium setelah beberapa minggu pertama kehamilan (Diczgalusy dan Troen,1961). Pengangkatan secara bedah korpus luteum atau ooforektomi bilateral yang dikerjakan pada minggu ke-7 sampai ke-10 kehamilan tidak mengakibatkan menurunnya kecepatan ekskresi pregnanediol urin, metabolit utama progesteron. Ada peninggian bertahap kadar progesterone plasma dan kadar estradiol-17β serta estriol pada kehamilan manusia yang normal.  

Kecepatan Produksi

Teknik-teknik dilusi isotop untuk pengukuran kecepatan endogen produksi hormon pada manusia pertama kali diterapkan pada suatu penelitian produksi progesteron pada kehamilan. Hasil-hasil penelitian  ini, yang dikerjakan oleh Pearlman pada tahun 1957, menunjukkan bahwa produksi harian progesterone pada kehamilan tunggal normal lanjut adalah sekitar 250 mg. Hasil-hasil penelitian yang memakai metoda-metoda lain cocok dengan nilai di atas. Tetapi, pada beberapa kehamilan dengan janin multiple kecepatan produksi  progesteron harian dapat melebihi 600 mg per hari.

Sumber Prekursor Kolesterol untuk Biosintesis Progesteron 

Progesteron dibentuk dari kolesterol pada semua jaringan steroidogenik dalam suatu reaksi enzimatik dua langkah. Pertama, kolesterol dikonversi di mitokondria, menjadi pregnenolon steroid intermediat, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim sitokrom P-45, 3β-hidroksisteroid dehidrogenase.

Solomon dan kawan-kawan (1954) mendemonstrasikan bahwa perfusi plasenta in vitro dengan kolesterol radiolabel menghasilkan pembentukan progesterone radiolabel. Di samping itu, inkubasi pregnenolon menjadi progesterone telah diperlihatkan dengan penelitian perfusi plasenta in situ yang dikerjakan di Laboratorim Diczfalusy. Tetapi sementara plasenta memproduksi sejumlah progesterone yang sangat banyak, kapasitas biosintesis kolesterol di organ ini sangat terbatas.

Kecepatan penggabungan asetat radiolabel ke kolesterol oleh jaringan plasenta berjalan sangat lambat dan aktivitas enzim pembatas kecepatan dalam biosintesis kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (HMG CoA) reduktase, di mikrosom jaringan plasenta terbatas. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber kolesterol untuk pembentukan progesteron plasenta. Dengan penelitian in vivo, Bloch (1945) dan Werbin dan kawan-kawan (1957) memperlihatkan bahwa setelah pemberian intravena kolesterol radiolabel pada wanita hamil, aktivitas spesifik pregnanediol urin  adalah sama dengan aktivitas spesifik kolesterol plasma. Hellig dan kawan-kawan  (1970) juga memperlihatkan bahwa kolesterol plasma ibu merupakan prekursor utama (sampai 90%) untuk biosintesis progesteron pada kehamilan manusia.

Metabolisme Progesteron selama Kehamilan 

Angka bersihan metabolik progesteron pada wanita hamil adalah sama dengan yang ditemukan pada laki-laki atau wanita tak hamil. Ini merupakan pertimbangan yang penting dalam mengevaluasi peran  progesterone dalam inisiasi persalinan. Selama kehamilan, ada peningkatan tak seimbang konsentrasi 5α- dihidroprogesteron di plasma dan dengan demikian rasio konsentrasi metabolit ini dengan konsentrasi progesteron bertambah kecil pada wanita-wanita hamil (Milewich dan kawan-kawan,1975). Mekanisme untuk terjadinya hal ini tidak diketahui, tetapi mungkin ada sangkut  pautnya dengan perlawanan agen-agen penekan yang timbul pada wanita hamil normal (Everett dan kawan-kawan,1978). Progesteron juga dikonversi menjadi mineralokortikoid deoksikortikosteron (DOC) yang poten pada wanita hamil dan janin. 

Selama kehamilan manusia, konsentrasi DOC meningkat menyolok baik pada kompartemen ibu maupun kompartemen janin; dan pembentukan ekstraadrenal deoksikortikosteron dari  progesteron sirkulasi menghasilkan sebagian besar dari mineralokortikosteroid ini yang diproduksi pada kehamilan manusia. 

Fungsi Progesteron 

Efek progesteron pada uterus. Fungsi dari progesteron yang paling penting adalah untuk mempersiapkan endometrium di uterus dalam fase sekresi yang tiap bulannya pada siklus reproduksi wanita, demikian juga mempersiapkan uterus untuk implantasi telur. Disamping untuk mempersiapkan endometrium, progesteron juga berfungsi menurunkan frekuensi dan intensitas dari kontraksi  uterus, dengan demikian dapat membantu untuk mencegah ekspulsi dari hasil implantasi ovum.

Efek progesteron pada tuba fallopi. Progesteron juga meningkatkan sekresi, pada lapisan mukosa pada tuba fallopi. Sekresi ini  adalah kebutuhan untuk nutrisi dari hasil fertilisasi, mempersiapkan tuba fallopi sebelum implantasi. 

Berikut adalah efek fisiologis dari Progesteron:

Efek pada sistem reproduksi
  • menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan
  • selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
  • menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
  • menghambat laktasi selama kehamilan
  • penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bayi.
Efek pada sistem syaraf
  • progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
Efek pada payudara
  • Progesteron mempersiapkan lobules dan alveoli pada payudara, 
  • menyebabkan sel alveoli untuk berproliferasi, memperluas, dan menjadi sekret secara alamiah. 
  • Walaupun, progesteron tidak menyebabkan aktivasi alveoli untuk menghasilkan ASI, mulailah terjadi pengeluaran air susu ibu karena rangsangan prolaktin dari kelenjar pituitary anterior. 
  • Progesteron juga menyebabkan payudara bertambah besar. Selain karena bertambah besarnya payudara akibat sekresi pada lobules dan alveoli payudara, hal ini juga sebagai hasil dari peningkatan cairan pada jaringan subkutaneus.
Efek pada sistem lainnya
  • menurunkan kejang otot polos
  • menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
  • memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
  • menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.
  • mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
  • mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.

Mekanisme Kerja Hormon Progesteron

Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar  mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik  (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1.  Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron. 

2.  Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi  progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.

3.  Transpor Gamet atau Ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan  progesteron sebelum terjadi fertilisasi. 

4.  Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.

5.  Lendir serviks yang kental
  1. Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi  dari spermatozoa sangat terhambat. 
  2. Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan  ferning dan spinnbarkeit

1 comment:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan hormon B-Estradiol untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    ReplyDelete