Li Tie Guai-("Li, si tongkat besi") merupakan salah satu anggota Delapan Dewa dalam mitologi China. Tongkat besi
yang dimilikinya, diberikan oleh Xi
Wang-mu saat dia disembuhkan
kakinya. Xi Wang-mu juga mengajarinya mengultivasi diri menjadi Dewa. Benda lain yang dibawa-Nya adalah labu yang berisi ramuan ajaib.
Li
kadang-kadang digambarkan sebagai sosok dengan temperamen tinggi, pemarah dan keras kepala,
tapi murah hati terhadap orang miskin, orang sakit dan yang membutuhkan pertolongan.
Ia menolong mereka
dengan botol cupu labu, berisi obat khusus, yang selalu dibawanya. Dengan menggunakan obat khusus dari labu-Nya, dia dapat mengurangi
penderitaan orang lain. Pada malam hari, ia
membuat dirinya sekecil mungkin agar bisa tidur di dalam botol labunya.
Ia sering digambarkan sebagai seorang pria tua
jelek dengan wajah kotor, jenggot kumal, dan rambut berantakan yang
diikat dengan pita emas. Dia berjalan dengan bantuan sebuah tongkat besi
dan sering memikul labu miliknya di bahu atau dipegang ditangan. Dia
juga sering digambarkan sebagai tokoh lucu, turun ke bumi dalam bentuk
seorang pengemis dan menggunakan kemampuannya untuk memperjuangkan nasib
yang membutuhkan dan tertindas.
Kelahiran Li Tie Guai
Alkisah, ia dilahirkan pada masa dinasti Zhou Barat dengan nama Li Yuan. Ia belajar dari Lao Zi (pendiri Taoisme) dan dewi Xi Wang Mu. Meditasi yang dilakukannya selama 40 tahun kerap membuatnya lupa makan dan tidur.
Sebelum menjadi dewa, ia adalah seorang yang tampan. Suatu hari, saat
jiwanya akan mengembara ke alam baka, ia memberitahu muridnya untuk
menunggui jasadnya selama 7 hari. Bila ia tidak kembali pada setelah 7
hari, maka muridnya harus mengkremasi jasadnya. Namun setelah 6 hari,
sang murid harus pulang menjenguk ibunya yang sekarat. Karena ia tak
berani meninggalkan jasad gurunya, maka jasad gurunya dikremasikan.
Saat Li Tie Guai kembali, jiwanya terpaksa harus masuk ke tubuh
pengemis tuna wisma yang mati kelaparan. Bentuk fisik barunya sangat
berbeda, dengan ciri-ciri "berkepala lonjong, bermuka hitam, rambut dan
brewok berantakan, bermata besar dan pincang". Lao Zi
memberinya ikat kepala emas untuk menjaga rambutnya dan mengganti
tongkat bambu dengan tongkat besi. Li kemudian membangkitkan ibu
muridnya yang telah meninggal dengan ramuan ajaib.
Sebagai bagian dari Delapan Dewa, Li Tie Guai disimbolkan dengan
botol labu dan tongkat besi. Sebentuk asap keluar dari ujung botolnya,
melambangkan hun atau jiwanya, yang tidak berbentuk, atau berbentuk miniatur dirinya.
Ada sebuah cerita
lain tentang bagaimana Li sampai memiliki kaki yang pincang. Setelah
Turun dari langit, Lao-zi memulai mengajarkan ajaran-ajaran Tao kepada
Li. Segera setelah Li mencapai keabadian, ia meninggalkan tubuhnya untuk
melakukan perjalanan ke Gunung suci Huashan. Dia meminta salah seorang
muridnya untuk menjaga tubuhnya dan memberikan tugas khusus kepada
murid-Nya untuk membakar tubuhnya jika ia
tidak kembali dalam waktu
tujuh hari. Namun, pada hari keenam, murid-Nya
menerima pesan bahwa
ibunya sedang sakit keras. Dia bingung apakah harus memenuhi
kewajibannya sebagai seorang anak atau menjaga tubuh Li. Akhirnya murid
itu memilih pulang menjenguk Ibunya tapi sebelum itu ia membakar tubuh
Li.
Pada hari ketujuh, Li kembali dan menemukan tubuhnya sudah terbakar
menjadi abu. Dia terpaksa memasuki tubuh seorang pengemis yang telah
meninggal yaitu seorang pria dengan kaki pincang, dan cacat. Li tidak
ingin hidup dengan tubuh barunya tetapi Lao-zi memintanya untuk menerima
nasibnya, dan memberi Li sebuah tongkat besi untuk membantu dia
berjalan
No comments:
Post a Comment