Friday, 30 September 2011

Burung Hantu


Edisi Makin Lengkap (20 September 2013)

Burung hantu (owl ; Tyto alba) adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal).  

Burung hantu terdiri dari berbagai spesies dan penyebarannya sangat luas ke beberapa benua. Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil. Masing-masing spesies burung hantu memiliki suara khas tersendiri. Juga, antara burung tua dan muda, jantan dan betina kadang berbeda secara signifikan. 

Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya disebut Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.

Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajamelang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang. seperti paruh

Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.

Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

Kebiasaan 

Kebanyakan jenis burung hantu berburu di malam hari, meski sebagiannya berburu ketika hari remang-remang di waktu subuh dan sore (krepuskular) dan ada pula beberapa yang berburu di siang hari.

Burung hantu memiliki mata yang menghadap ke depan, dengan ketajaman 3 kali mata manusia, sehingga memungkinkannya mengukur jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam.

Struktur bulu pada burung hantu memungkinkan suara yang timbul akibat pergerakan sayap pada saat terbang dapat diredam. Tepian sayap burung hantu memiliki jumbai-jumbai yang sangat halus. Fungsinya untuk meredam bunyi kepakan sayap. Akibatnya, mangsa tidak mampu mendeteksi pergerakan burung hantu. 

Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara.

Burung hantu berburu aneka binatang seperti serangga, kodok, tikus, dan lain-lain. Burung hantu dimanfaatkan perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Riau sebagai predator alami pembasmi hama tikus.

Sarang terutama dibuat di lubang-lubang pohon, atau di antara pelepah daun bangsa palem. Beberapa jenis juga kerap memanfaatkan ruang-ruang pada bangunan, seperti di bawah atap atau lubang-lubang yang kosong. Bergantung pada jenisnya, bertelur antara satu hingga empat butir, kebanyakan berwarna putih atau putih berbercak.

Burung Hantu Hutan

Spesies ini memiliki populasi kecil. Baru-baru ini, diketahui bahwa spesies ini hanya ada pada kurang dari 10 lokasi, di India tengah. Penurunan populasi ini dimungkinkan akibat dari hilangnya habitat hutan gugur sebagai tempat perkembang biakannya. 

Galeri Gambar








 

1 comment:

  1. bagus nih burung hantunya,
    sama persig kayak di film animasi

    ReplyDelete