Burung Cucakrowo atau Cucakrawa
merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga
cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari
Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang
merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut
oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris,
burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.
Merbah aslinya dalam bahasa Melayu
merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di
semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet
dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti
yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut
burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah,
burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain
seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu,
empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.
Berukuran sedang, burung-burung ini
biasanya bertubuh sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak
panjang. Kerap kali bermisai halus.
Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni
yang cerah: kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh
tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan berwarna suram coklat zaitun,
keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning, jingga atau merah di
pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa.
Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.
Merbah terutama adalah burung pemakan
buah-buahan dan serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang
menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, memetik aneka
buah kecil-kecil dan memburu serangga. Meski sebagian lagi lebih senang
tinggal di atas pepohonan.
Sering didapati berpasangan atau
berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang
lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil. Merbah membuat sarang di atas pohon atau
perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun,
bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.
Ragam jenis merbah
Di Indonesia terdapat
sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia
bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi
Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga
menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian
berbiak).
Akan tetapi anehnya ada satu jenis
anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar
Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes)
affinis). Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu
sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi
sembilan subspesies yang berbeda.
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus
zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P.
aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P.
goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus
bres).
Cucak rawa dikenal umum sebagai
cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa
Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang
kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus
(Gmelin, 1789).
Burung yang berukuran sedang, panjang
tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm
ini memiliki mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna
jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis
kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun
bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun.
Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu
bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna
kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap.
Habitat Cucakrowo
Seperti namanya, cucak rawa biasa
ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi
hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya
yang khas.
Suara lebih berat dan lebih keras dari
umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang
merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan.
Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin. Menyebar di dataran rendah dan
perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan,
dan Jawa bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m
dpl., namun kini sudah sangat jarang akibat perburuan.
Merupakan salah satu burung yang sangat
digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu.
Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena
perburuan yang ramai sejak tahun ’80an.
Burung-burung yang diperdagangkan di
Jawa kebanyakan didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak
bagian Pulau Sumatra (misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun
populasinya terus menyurut. Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk.
2000) menggolongkan populasi cucak rawa ke dalam status rentan. Demikian
pula IUCN menyatakan bahwa burung ini berstatus Rentan (VU,
Vulnerable). Uraian status konservasi yang lebih rinci dapat dilihat
pada situs IUCN di bawah.
Jika tidak ada langkah penyelamatan yang
lebih baik dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini
hanya tinggal kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti
dalam lagu Manuk Cucakrowo di Jawa.
Ciri Berdasar Daerah Asal
Secara umum tidak ada perbedaan volume,
mental dan jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat.
Cucakrowo Sumatera dan Kalimantan ada yang bermental bagus volume
dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ropel dan ada yang bersuara
biasa saja. Secara fisik, cucakrowo daerah sumatera relatif lebih besar
ketimbang dari pulau lain. Meski demikian, secara umum bodi cucakrowo di
Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor seperti
cucakrowo Sumatera.
Ciri Jantan dan Betina
Cucakrowo termasuk burung monomorfik di
mana tidak ada perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang
membedakan antara burung jantan dan burung betina. Namun demikian, ada
beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin
burung cucakrowo oleh penangkar.
Ciri fisik
Jantan:
Kepala bulat, dengan bulu berwarna lebih tua, tampak ada semacam belahan
bulu; Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih cerah; Bulu punggung
dan sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih nyata; Ekor lebih
panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal serta agak
melengking; Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.
Betina: Kepala lebih datar, dengan bulu
berwarna lebih ringan, dan tidak ada belahan bulu; Bulu rahang lebih
kotor, tampak putih keabu-abuan; Garis-garis hitam putih kurang jelas;
Ekor lebih pendek dan sedikit agak mengembang; Paruh lebih pipih dan
cenderung tampak lebih cantik; Garis hitam di bawah mata dengan warna
lebih ringan.
Melihat Tingkah Laku dan Gerakannya
Dari tingkah
laku dan gerakannya, burung cucakrawa dapat diketahui sekaligus
dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila cucakrawa telah
jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa adsa rasa takut.
Jantan: Gerakannya lebih agresif, sering
melompat, seakan-akan menantang dan terlihat berani; Bila melihat lawan
jeisnya seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila
dengan jenis yang sama, seakan-akan ingin menyerang; Banyak gerakan kaki
dan tubuh yang seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya
mengarah ke bawah; Kepala menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan
gerakan yang nampak berani dan menantang disertai dengan siulan keras
bernada memanggil.
Betina: Gerakan lebih lamban dan tampak
halus; Bila melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang
sedikit agak dikembangkan.paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan
seperti anak cucakrawa yang minta disuapi induknya; Sambil mendekat
menyuarakan suara yang lembut, sambil merendahkan badannya dan ekornya
agak terangkat keatas; kepala sering merunduk atau merendah ke depan
merendah sejajar dengan punggungnya.
Didengar dari suaranya
Dari suaranya, burung cucakrawa dapat dibedakan jenis kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibituhkan waktu.
Jantan: Lebih sering menyampaikan nada
panggil tinggi, keras dan melengking; Banyak variasi nada dan irama yang
sering diperdengarkan; Bila berkicau bersama atau berpasangan akan
memimpin irama lagunya.
Betina: Suara terdengar besar dan dalam,
seakan akan memberi jawaban kicauan burung jantan; Variasi suara lebih
monoton dan seolah olah hanya mengikuti saja; Perbandingan ini akan
nampak jelas lagi bila dua burung, jantan dan betina, sedang berkicau
bersaut sautan saling didekatkan. Namun ada burung betina yang dapat
bersuara doble atau ropel, sehingga dalam ini sulit untuk memilih atau
menentukan antara jantan dan betina.
Memilih Cucakrowo
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucakrowo.
- Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
- Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Cara Perawatan
Tempat: Cucakrowo bisa
dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm
dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat
dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.
Pakan: Sama dengan
burung lain pada umumnya, cucakrowo memerlukan menu pakan yang variatif
sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus,
selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap
vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan
mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang,
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem
pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti
memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan
burung cucakrowo adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium,
Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung cucakrowo:
Makanan yang sesuai untuk cucakrowo
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Rowo. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
- Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
Perawatan Dan Stelan Harian
Perawatan harian untuk burung cucakrowo
relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan
perawatan harian yaitu rutin dan konsisten. Berikut ini Pola Perawatan
Harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak Rowo:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
- Berikan Jangkrik 5 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara master atau burung aseli cucakrowo.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
- Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Buah segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis berikan buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
- Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
Penanganan jika cucakrowo overbirahi
- Pangkas porsi jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore
- Bisa diberikan 2 ekor ulat bambu dalam 3 hari berturut-turut
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
Penanganan Bila Kondisi Cucakrowo Menurun
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 8 pagi dan 4 sore
- Tingkatkan porsi pemberian kroto menjadi 3x seminggu
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung cucakrowo lain dahulu
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
Penanganan Untuk Lomba
Perawatan dan setelan cucakrowo untuk lomba
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu
mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan
memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu
mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung cucakrowo:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 8 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan jangkrik 3 ekor dan ulat hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
Penting
Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Perawatab dan Stelan Pasca Lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung cucakrowo
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung cucakrowo
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
Perawatan Cucakrowo Mabung
Untuk burung cucakrowo, sangat jarang
terjadi mabung total dan biasanya hanya nyulam atau ganti bulu secara
bergantian. Namun jika terjadi burung mengalami masa nyulam dengan
banyak bulu yang berjatuhan, maka perlu dilakukan treatmen mabung. Apa
itu?
Masa mabung (moulting) merupakan masa
yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan
digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total
protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein
dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri
atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.
Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta
memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan
kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai
protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini
sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk
mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga
memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan
energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk
dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi
yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali
lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat
misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang
menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa
mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur
burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau
kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat
adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan
yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna
mungkin.
Untuk menyediakan protein yang
diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam
amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein
seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan
kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus
pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan
multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan
mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara
normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan
normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung,
khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang
tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit
yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus
polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung kesulitan
memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan infeksi
bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk –
Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan
bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna atau bahkan
merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi cacing pada
merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan
menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini
terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia.
Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang sempurna dan
sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
- menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
- pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
- berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di
atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu
berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
- Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
- Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
- Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan
BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi
pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa
mabung”. Sebab, memang benar energi yang diperlukan burung ketika mabung
bukanlah energi yang hanya akan mengumpul menjadi lemak tetapi energi
untuk pertumbuhan bulu seperti asam amino yang mengandung sulfur seperti
metionin dan sistin.
Cucakrowo bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat
bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan seusai
masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang. Selain
digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin
tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling
melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah
yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur
dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover atau mengobati.
Pola perawatan cucakrowo masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 8 ekor pagi dan 6 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit, perlu perbanyak pemberian buah pepaya, karena buah pepaya sangat mudah dicerna sehingga melancarkan proses metabolisme tubuh burung. Di samping itu buah pepaya banyak mengandung vitamin C yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh burung.
Lakukan pemasteran
Masa mabung membuat burung lebih banyak
pada kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi
variasi suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran
dengan tepat, sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara
burung master.
Penangkaran
Sebelum penangkaran cucakrowo dimulai,
terlebih dahulu perlu dilakukan seleksi atau pemilihan terhadap
burung-burung ini, apabila jumlah yang dimiliki cukup banyak. Tetapi
apabila burung yang ada jumlahnya terbatas, maka seleksi semacam tidak
perlu dilakukan. Seleksi ini dimaksudkan agar memperoleh pasangan calon
induk yang memenuhi syarat, yang diharapkan dapat menghasilkan keturunan
yang bermutu dan memuaskan.
Calon untuk Induk Penangkaran
Burung yang disiapkan untuk keperluan
penangkaran harus memiliki semua kriteria sebagai calon induk. Kriteria
tersebut antara lain:
- Mutu dan kualitas burung harus baik; memiliki mental yang bagus; suara kicaunya bagus, nadanya bagus, volumenya bagus, iramanya bagus, jarak jangkaunya jauh, dan bersih atau kristal.
- Fisik sempurna, dalam arti tidak cacat.
- Sehat, dalam arti tidak sakit-sakitan.
- Baik pejantan maupun betinanya sudah siap kawin.
- Mau dan dapat ditangkarkan dalam arti mampu kawin secara normal
- Dari keturunan yang baik dan mempunyai keturunan yang baik pula (tidak cacat, rajin, dan sayang mengasuh anaknya)
Kunci keberhasilan penangkaran
Keberhasilan penangkaran sangat
ditentukan oleh sangkar atau kandang yang digunakan cocok atau tidak.
Sangkar atau kandang penangkaran adalah sangkar atau kandang yang
diperuntukkan sebagai tempat menangkarkan atau mengembangbiakkan
pasangan burung cucakrowo yang telah siap dan memenuhi kriteria untuk
dijodohkan.
Oleh sebab itu, harus dibedakan antara
sangkar untuk pemeliharaan atau kurungan dengan sangkar untuk
penangkaran.sangkar untuk penangkaran lebih tepat disebut kandang.
Selain ukuran yang jauh lebih luas, kandang juga memerlukan berbagai
peralatan yang dapat mendukung serta membantu usaha penangkaran.
Agar sesuai dengan habitat dan kehidupan
aslinya di alam bebas, atau setidak tidaknya mendekati, maka kandang
penangkaran ini harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
Lokasinya cocok dan strategis.
- Konstruksi bangunan memenuhi syarat dan bentuk memadahi.
- Peralatan pendukung yang dibutuhkan tersedia.
- Iklim dan lingkungannya sesuai dengan burung cucakrowo.
- Lokasi yang Cocok dan Strategis
- Sebelum penangkaran dimulai, kita perlu memilih lokasi kandang penangkaran yang cocok dan strategis dengan hidup burung cucakrowo.
Cocok: artinya banyak faktor pendukung
yang memperlancar usaha penangkaran, antara lain cukup mudah mendapat
air dan makanan; tersedia listrik sebagai pemanas dan penerangan,
lingkungan tidak terlalu dekat dengan keramaian yang mengganggu, kecuali
kicau burung. Selain itu, ada tempat untuk membuang sampah atau
kotoran, serta jauh dari binatang yang dapat mengganggu suasana
penangkaran.
Strategis: lokasi penangkaran mudah
dikenal dan dijangkau para penggemar, dekat dengan jalan serta
transportasinya mudah. Kalau mungkin tidak berada dalam kota dan lebih
baik lagi bila berlatar belakang pegunungan yang masih menyerupai hutan.
Hal ini akan sangat mendukung keindahan suasana penangkaran. Karena,
selain hasil yang akan diharapkan, kombinasi antara alam yang indah dan
kicauan burung yang akan memberikan kenikmatan tersendiri.
Tersedianya tenaga, bahan, dan sarana
penunjang lainnya perlu pula dipertimbangkan, karena hal ini akan
membawa kemudahan serta mendukung perkembangan penangkaran.
Kandang penangkaran yang baik dan cocok adalah kandang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Bahan kerangka dari kayu yang kuat, tidak mudah lapuk, dan tahan lama .
- Lantai dasar terbuat dari batu kali, batu apung , kerikil pasir dan tanah atau lumpur. Komposisi ini menyerupai kehidupan asli di hutan sehingga memenuhi kebutuhan dan sarana merawat diri bagi burung. Misalnya batu apung untuk mengasah paruh , pasir sebagai tempat mandi debu dan lain sebagainya.
- Kolam atau rawa buatan dibuat dari semen dan batu alam yang dibentuk sealami mungkin agar tampak luas seingga burung akan merasa senang, betah dan merasa gembira
Pemilihan pasangan
Keberhasilan penangkaran burung
cucakrowo sangat ditentukan oleh pasangan baru yang akan ditangkarkan
sebagai calon induk. Untuk menentukan induk yang baik, faktor-faktor
berikut ini harus diperhatikan, yakni:
- Mutu atau kualitas.
- Umur burung yang akan dijodohkan.
- Asal-usul pasangan.
- Jenis kelamin.
- Kecocokan pasangan.
- Kesehatan burung.
Mutu atau Kualitas
Burung yang akan ditangkarkan sebaiknya
telah benar-benar diseleksi kualitasnya, yang meliputi mutu suara atau
kicau, mental dan jiwanya, keutuhan fisik serta daerah asal (peringkat
teratas saat ini adalah cucakrowo yang berasal dari Sumatera).
Umur Burung
Umur burung yang akan ditangkarkan
sangat menentukan kualitas piyik atau anakan yang dihasilkan. Anak atau
piyik dari induk yang terlalu muda selain kondisi fisiknya lemah, juga
kicau atau suaranya akan kurang keras atau bantas. Kemungkinan lain
adalah induk muda ini kurang atau belum mampu merawat anaknya dengan
baik, sehingga kemungkinan mati di saat kecil sangatlah besar.
Sebaliknya, induk yang umurnya terlalu tua selain sudah kurang
produktif, telur yang dierami kemungkinan tidak dapat menetas. Kalaupun
dapat menetas anaknya kurang sehat atau bahkan mati,
Umur yang baik bagi penangkaran burung
cucakrowo adalah 2 tahun bagi pejantan dan 1,5 tahun bagi betina, sebab
pada umur tersebut cucakrowo telah mencapai dewasa kelamin. Apabila
induk burung yang ditangkarkan berasal dari satu keturunan (dari induk
yang sama), penangkaran dapat dimulai pada umur 1,5-2 tahun.
Asal-usul Pasangan
Satu induk yang sama, yakni dari satu
tetasan yang pada umumnya terdiri atas jantan dan betina.Keuntungan
pasangan dari induk yang sama ini adalah lebih mudah menjodohkannya
serta mudah pula mentukan jantan dan betinanya, karena mereka telah
berpasangan sejak menetas. Kelemahannya adalah, keturunannya tidak
mungkin menghasilkan kombinasi suara lain karena berasal dari satu darah
atau satu garis keturunan.
Jenis Kelamin
Sering terjadi, karena ketidaktahuan
penangkar, burung yang dijodohkan adalah pasangan yang terdiri atas
jantan semua atau betina semua. Hal ini sering dialami oleh penangkar
pemula. Walaupun burung yang dijodohkan adalah betina semua, dapat
bertelur. Hal ini mungkin terjadi bila gizi yang diperlukan oleh burung
tercukupi. Penentuan jenis kelamin sangat menentukan keberhasilan
penangkaran, sebab bila sampai salah, penangkaran akan mengalami
kegagalan. Untuk menentukan jenis kelamin ini telah duraikan di atas
secara rinci.
Kecocokan Pasangan
Burung yang telah ditentukan jenis
kelaminnya belum menjamin pasangan ini dapat akur atau jodoh dan dapat
menghasilkan telur atau keturunan. Burung jantan dan betina yang
disatukan dalam sangkar belum pasti cocok, mereka dapat saling
menyerang, dan mungkin pula si jantan kalah oleh betinanya. Dalam hal
semacam ini, pasangan burung ini harus segera dipisahkan agar tidak
mengalami kerusakan bahkan dapat mengakibatkan matinya salah satu
burung.
Kesehatan
Burung yang disiapkan untuk induk,
hendaknya betul-betul telah diseleksi kesehatannya, baik kesehatan fisik
maupun mentalnya lebih-lebih pada burung yang cacat. Burung yang kurang
sehat atau tidak fit tidak mungkin menghasilkan anakan yang yang baik
seperti yang diharapkan.bila burung yang dijodohkan ini sakit, akibatnya
akan lebih fatal. Oleh karena itu, burung yang dijodohkan harus selalu
dijaga kesehatannya melalui perawatan, pemberian makan yang baik serta
kebersihan kandangnya. Selain umur prodiktifnya panjang, kesehatan
burung juga akan menghasilkan keturunan yang baik dan memuaskan
Cara Menjodohkan
Bila calon induk yang akan ditangkarkan
telah dipilih serta telah memenuhi syarat tersebut di atas, tiba saatnya
untuk memasukkannya ke dalam kandang penangkaran. Menjodohkan atau
memasukkan burung ke dalam kandang pun ada tekniknya tersendiri, yakni
sebagai berikut:
- Masukkan burung jantan ke dalam kandang penangkaran terlebih dahulu,
hingga benar- benar tampak tenang dan tidak lagi gelisah, syukur sudah
mau berkicau
- Dekatkan atau tempelkan sangkar/kurungan yang berisi burung betina
pada kandang penangkaran yang sudah berisi burung jantan calon
pasangannya, pada salah satu dinding kandang dan amati terus. Bila
keduanya telah mulai tertarik dan mendekat serta menunjukkan isyarat
gerak yang cocok, barulah mulai dengan tahap berikutnya yaitu memasukkan
burung betina ke dalam kandang penangkara
- Masukkan cucakrowo betina dalam kandang penangkaran secara
hati-hati, agar si jantan tidak terkejut dan menyebabkan ketakutan serta
menghambat adaptasi keduanya. Waktu yang tepat untuk memasukkan burung
betina adalah sore hari menjelang tidur, dengan maksud agar keduanya
dapat segera tenang dan tidak saling menyerang. Ikuti dan awasi terus
perkembangannya agar dapat dipastikan bahwa keduanya akur dan tidak
saling menyerang. Apabila dalam beberapa hari sudah mulai tampak akur
dan selalu rukun, dapat diharapkan pasangan ini akan segera menghasilkan
keturunan
- Berikan cukup makanan baik makanan buatan, buah-buahan maupun
makanan ekstra berupa serangga, belalang atau jangkrik. Air minum dan
kolam rawa atau kolam buatan agar selalu dijaga kebersihannya serta
mengganti airnya.
- Pada waktu memberikan makanan ekstra, berupa belalalng atau
jangkerik, usahakan agar dibantu dengan tangan atau lidi, agar terjalin
diberikan secara kontak langsung dengan pemilik. Kontak secara langsung
dengan burung perlu latihan atau pendekatan sedikit demi sedikit dan
penuh kesabaran. Kontak langsung ini sangat diperlukan, agar terjalin
hubungan kasih saying. Bila kontak langsung sering dilakukan, maka
setiap kali kita datang ke lokasi kandang, burung akan menyambut gembira
dan penuh harap untuk mendapatkan hadiah makanan kesayangan
- Setelah beberapa waktu akan tampak jelas adanya kehidupan yang
rukun, penuh kegembiraan yang diselingi dengan canda dan saling
berkejaran riang namun tidak menyerang
- Secara naluriah, seperti ketika masih di hutan, biasanya pasangan
burung ini akan membuat sarang dan mulai bertelur menjelang musim
penghujan , yaitu sekitar bulan Juli-Agustus. Apabila pasangan ini
sama-sama tampak mengumpulkan rumput kering atau bahan lain dan mulai
menyusun sarang, segera berilah tambahan daun cemara, rumput kering
ataupun serabut kelapa agar burung mudah mencari bahan sarang
- Setelah segalanya dirasa siap, maka si betina akan segera bertelur antara 2 sampai 3 butir. Tetapi ada kalanya burung akan bertelur sampai 4 butir. Tetapi pada umumnya cucakrowo hanya bertelur 2 butir saja. Telur yang semula berwarna putih ini lama-lama menjadi agak kekuningan dan kemudian akan muncul bintik-bintik coklat muda kekuning-kuningan. Pengeramannya biasanya dilakukan secara bergantian. Pada hari ke empat belas, biasanya telur akan segera menetas. Anak cucakrowo akan diasuh oleh kedua induknya secara bergantian.
Kendala Utama Penangkaran
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk
penangkaran, kesulitan utama adalah menyamakan masa birahi burung.
Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit
dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memberikan asupan pakan yang bisa
memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda
menggunakan multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan
suplemen lengkap dan seimbang disertai bahan aktif yang bermanfaat untuk
kebutuhan utama asupan makan burung indukan. Anda bisa misalnya
menggunakan BirdMature.
Fungsi utama BirdMature/BMR adalah
meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. BMR
sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh para penangkar sehingga
mencapai produksi burung yang optimal.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet
produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun
ternyata keduanya tidak juga melakukan perkawinan. Atau kalau melakukan
perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan adalah
telur yang kosong sampai masa pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus
di atas adalah karena datangnya masa birahi burung pasca telur menetas
tidak berbarengan. Dengan demikian, dalam kasus ini juga disarankan
menggunakan BirdMature sehingga muncul birahi jantan dan betina pada saat yang bersamaan.
Fungsi utama BirdMature memang
meningkatkan fertilitas dan menormalkan fungsi reproduksi burung. Namun
dia memiliki fungsi lain, yakni meningkatkan daya tahan tubuh piyikan
(burung-burung muda), menormalkan sistem kekebalan tubuh piyikan serta
menyempurnakan pertumbuhan bulu burung.
Banyak burung piyikan mati disebabkan
dia kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika dia
masih dalam bentuk telur. Dengan pemberian BirdMature, risiko kematian
anakan piyikan burung bisa ditekan.
Perawatan Pasca Telur Menetas
Apabila telah diketahui kapan kira-kira
telur akan menetas, persiapkan segala sesuatnya dengan cermat, telaten
dan penuh perhatian. Dalam dua atau tiga hari menjelang telur menetas
hendaknya telah disediakan kroto atau serangga lain yang lembut dan
lunak agar sewaktu-waktu menetas induk langsung dapat memberi makan
anak-anaknya sesuai kehendaknya.
Di dalam sangkar induk tidak bisa secara
bebas mencarikan makan untuk anaknya, maka kebutuhan pakan untuk anak
burung harus selalu diperhatikan dari hari ke hari. Karena kebutuhan
makannya tidak selalu sama dari hari ke hari sejak umur 1 hingga 15
hari, anak akan mulai belajar keluar sarang terutama saat bulunya sudah
mulai lengkap. Induk burung akan memilih dan memberikan jenis pakan yang
sesuai cocok dengan anaknya, sesuai dengan umur dan besar anaknya.
Pada tahap menyuapi ini pemberian pakan
ekstra berupa serangga, tidak boleh terlambat, agar pertumbuhan anak
burung tidak terlambat, dan mungkin akan mengalami kegagalan. Setelah
anak cucakrowo mulai keluar dari sarang, jumlah jatah pakan perlu
ditambah. Pada tahap ini, anak burung akan selalu minta disuapi dan
kelihatannya selalu lapar dan ingin makan.
Usahakan untuk tidak terlalu cepat
memisahkan anak burung dari induknya, tunggu sampai kira-kira berumur
satu atau dua bulan. Saat yang paling tepat untuk memisahkan anak dari
induknya adalah bila ada tanda-tanda bahwa induk berusaha menjauh, bila
anak mendekat untuk minta disuapi dan seolah-olah akan mematuknya.
Setelah tanda-tanda tersebut di atas terlihat, segera ambil dan pisahkan
dengan hati-hati, agar induknya tidak terkejut dan stress. Apabila
terkejut, apalagi stress, dapat mengakibatkan induk burung tidak mau
bertelur dalam waktu yang cukup lama.
Di malam hari burung cucakrowo mempunyai
kebiasaan tidur lelap dengan memasukkan dan mendekap kepalanya di bawah
bulu sayapnya, sehingga apabila cukup hati-hati anaknya dapat di
tangkap tanpa setahu induknya.
Anak cucakrowo yang telah dipisahkan,
dikumpulkan menjadi satu dalam sangkar pemeliharaan.apabila kelak akan
dijadikan calon induk, anak-anak burung ini tidak perlu dipisah-pisahkan
agar dapat tetap rukun.
Selain itu, dalam membentuk pasangan yang baru,
dan menentukan jantan dan betinanya tidak mengalami kesulitan lagi.
Tetapi bila dimaksudkan untuk keperluan lain, misalnya calon yang akan
diikutkan lomba atau sekedar untuk di dengar suaranya, setelah anak
burung mulai belajar berkicau dapat segera dipisahkan dari yang lain,
agar cepat dan rajin berkicau. Cari master untuk melatihnya, seperti
kaset, menggunakan burung yang sudah jadi dan baik atau menggunakan
burung sejenis trucukan
Merawat dan melatih cucakrowo
Setelah cukup umur, burung muda hasil
penangkaran, dikumpulkan dalam sangkar terpisah dari induknya. Maksud
pemisahan ini antara lain:
- Ada selera makan bila ada temannya.
- Lebih merasa tenang.
- Mengurangi perasaan gelisah pada saat dipisahkan.
- Kemungkinan akan dijadikan induk baru.
- Menghemat kebutuhan sangkar.
Dilihat dari berbagai segi, burung
cucakrowo hasil penangkaran lebih baik kualitasnya dan memiliki
kelebihan dibandingkan cucakrowo hasil tangkapan. Kelebihan-kelebihan
tersebut antara lain:
- Lebih jinak dan mudah beradaptasi, karena lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga.
- Belum pernah tahu dan merasakan kehidupan di hutan sehingga tak ada rasa tertekan atau ingin hidup bebas.
- Bentuk fisiknya bagus karena pemilihan induknya secara selektif.
- Corak suara telah dapat diketahui berdasarkan induk yang menurunkan.
- Kesehatannya terjamin karena terawat sejak telur menetas.
- Seleksi ketat dan penangkaran yang terkontrol akan menghasilkan keturunan yang semakin hari semakin dapat ditingkatkan kualitasnya.
Kelemahan cucakrowo hasil penangkaran
Walaupun cucakrowo hasil penangkaran
memiliki kelebihan, tetapi peternak perlu menguasai cara dan teknik
melatih, agar burung cepat dan rajin berkicau dengan baik. Sebab,
kelemahan burung hasil penangkaran adalah pada lagunya yang kadang
kemasukan “suara setan” atau suara lain yang tidak kita inginkan
misalnya suara ayam, perkutut dan suara hewan lainnya.
Dalam melatih cucakrowo muda perlu dipersiapkan langkah sebagai berikut:
- Usahakan sangkar yang dipakai bukan sangkar yang baru, agar kepala
dan bulu tidak rusak, akibat menabrak jeruji sangkar (sangkar lama
jerujinya sudah tidak tajam).
- Usahakan agar cucakrowo muda selalu mendengarkan lagu dan irama
kicau dari cucakrowo yang sudah jadi , bagus bahkan pernah menjadi
juara. Untuk lebih mudahnya, gunakan kaset rekaman burung cucakrowo
juara.
- Dapat pula digunakan master dari jenis burung trucukan. Karena
burung ini memiliki banyak persamaan, baik bentuk maupun irama/ nada
kicaunya, hanya suaranya lebih kecil. Kelebihan trothokan ini adalah
banyak yang memiliki lagu ganda yang kini banyak digemari dan menang
dalam lomba atau pameran.
- Agar cucakrowo muda tidak takut, jangan didekatkan dengan burung yang telah jadi dan berkicau keras-keras. Bila perlu biarkan burung muda ini mendengarkan kicauannya saja, tanpa melihat burungnya. Setelah beberapa waktu dan kelihatan bahwa burung muda ini sudah agak pandai serta kuat mentalnya, boleh didekatkan dengan burung yang sudah bagus, agar terbiasa dan berani berkicau bersama bersahut-sahutan seperti saat berada dalam arena pameran.
Tanpa latihan yang baik, burung burung yang sudah rajin dan kicaunya bagus pun belum berani unjuk suara di arena.
Problem Utama Cucakrowo
1. Kurang fighting spirit, hanya diam bila ketemua lawan.
2. Memperdengarkan suara mati.
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
2. Memperdengarkan suara mati.
3. Mabung nyulam terus-menerus
4. Nyekukruk tak bergairah
1. Kurang fighting spirit
alias kurang semangat tempur biasanya karena burung masih muda, burung
kurang fit, kegemukan. Atasi dengan pemberian asupan yang seimbang gizi,
vitamin dan mineralnya. Bisa gunakan BirdVit untuk rawatan harian. Bisa gunakan BirdShout
selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
selama 3 hari sebelum turun lomba. Jika kegemukan, perbanyak mandi.
2. Memperdengarkan “suara mati” atau
suara burung lain seperti ayam, perkutut dan lain-lain. Atasi dengan
pemasteran intensif suara burung cucakrowo. Bisa menggunakan kaset bisa
menggunakan cd. Burung jangan dijadikan jinak. Biarkan sedikit liar.
Cucakrowo jinak memerlukan stimulan digoda atau disiuli agar bunyi.
Cucakrowo semi liar, suaranya cenderung keras dan rajin bunyi.
3. Mabung nyulam terus-menerus, penyebabnya kebanyakan lemak dan protein tetapi kekurangan vitamin dan mineral. Lakukan terapi Bird Mineral dan barengi dengan perawatan harian menggunakan BirdVit. Kurangi dulu penjemuran dari porsi biasanya.
4. Nyekukruk tak bergairah. Bisa disebabkan oleh gangguan parasit, baik cacing maupun kutu. Bisa atasi dengan AscariStop dan FreshAves. Jika gangguan parasit sangat akut, bisa disertai penggunaan BirdFresh.
No comments:
Post a Comment