Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan
dengan keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan
ribu tenaga kerja tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik.
Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada tahun 1886.
Di Indonesia,
manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya Candi
Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan
bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.
Sejarah Perkembangan Manajemen meliputi tiga fase yaitu
1) Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2) Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3) Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.
Teori Manajemen Klasik
1. Manajemen Ilmiah
Taylor adalah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah.
Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah karena hasil
penelitiannya yang telah dibukukan tentang usaha-usaha untuk
meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada tahun
1886, dijadikan sebagai pegangan penting bagi para buruh dan manajer.
Dalam penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan
rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Selain itu, taylor telah memberikan
prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah dalam manajemen dan
mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi dan keefektifan
organisasi. Ia berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti mesin.
Dalam bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara
efektif dan efisien.
Kritik yang sangat keras dari para ahli perilaku yang mengecam
penganut Taylor menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya telah
memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi. Untuk mengatasi
kelemahan pendekatan manajemen klasik, muncul pemikiran para ahli
berikutnya dengan pendekatan baru yang disebut teori organisasi klasik.
2. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori administratif. Salah
seorang tokohnya adalah Fayol (1841-1925). Fayol terkenal sebagai Bapak
Teori Ilmiah. Dalam bukunya yang terkenal dengan judul Administration Industrielle et Generale,
Fayol mengemukakan teori dan teknik administratif untuk mengelola
organisasi yang kompleks. Sebagai manejer utama di pabrik tambang dan
metalurgi yang sangat terkenal di Eropa, Fayol yakin bahwa kesuksesannya
merupakan keterampilan mengembangkan pengalaman dan introspeksi.
Selain itu, Fayol juga mengetengahkan empat belas prinsip administrasi yang sangat terkenal dan fungsi manajemen, yaitu Planning, Commanding, Coordinating and Controlling.
Ahli lain dalam teori ini adalah Gulick, Urwick, Sheldon, Mooney dan
Max Weber. Max weber merupakan seorang Jerman peletak dasar sosiologi di
Jerman, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Birokrasi, ikut serta
mempengaruhi perkembangan teori administrasi. Birokrasi menurut Weber
merupakan ciri dan pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian
rupa sehingga mampu memanfaatkan tenaga ahli secara maksimal.
Adapun kritik terhadap pendekatan teori organisasi klasik, antara lain:
- Merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas.
- Merupakan rutinitas yang membosankan
- Ide-ide inovatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangnya jalur komunikasi
- Tidak memperhitungkan organisasi nonformal yang seringkali berpengaruh terhadap organisasi formal
- Dijalankan secara berlebihan
- Terlalu banyak aturan yang berbelit-belit
- Kecenderungan menjadi orwelian yaitu keinginan birokrasi mencampuri (turut melaksanakan, bukan mengendalikan urusan.
Pendekatan Hubungan Manusiawi
Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang
ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen
klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munsterberg(1863-1916), profesor psikologi Jerman yang mendapat
sebutan Bapak Psikologi Industri, menyarankan agar penggunaan
teknik-teknik manajemen menggunakan hasil eksperimen psikologi. Sebagai
contoh, berbagai metode psikologi dapat digunakan untuk memilih
kharakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Ia
juga menyarankan agar faktor sosial dan budaya turut dipertimbangkan
dalam suatu organisasi. Kontribusi utama dari Munsterberg untuk
manajemen adalah aaplikasi psikologi industri dalam manajemen.
Penelitian Hawthorne yang dilakukan oleh Mayo (1880-1949)
menghasilkan bahwa hubungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering
dipakai untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya
secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja
dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menjadi baik.
Apabila moral dan efisiensi menurun, maka hubungan manusiawi dalam
organisasipun menurun.
Ahli lain yang termasuk dalam pendekatan ini adalah Lewin, Roger, Morino, dan lainnya.
Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi ini adalah bahwasanya
konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap
individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan
kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok.
Lingkungan sosial ti tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja
saling berinteraksi dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang
diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi objek
dan subjek penelitian.
Pendekatan Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan
manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan,
yaitu:
1) Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang
diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan,
kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan
Simon
2) Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan
antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain
Bern
3) Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya
kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem
motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas
kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli
manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak
sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik.
Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan
abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia
sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan
penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan
melaksanakannya.
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim penelitian
operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini
didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi Inggris pada PD II.
Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan dengan
kemajuan komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian
operasi selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti
penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan
strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
- perumusan masalah
- penyusunan suatu model matematis
- penyelesaian model
- pengujian model
- penetapan pengawasan atas hasil
- pelaksanaan (implementas)
Pendekatan Sistem
Defenisi sistem begitu banyak dikemukakan oleh ahli. Menurut Shore
& Voich (1974) sistem ialah suatu keseluruhan yang terdiri dari
sejumlah bagian-bagian. Menurut Gerald, et al. (1981) sistem ialah tata
cara kerja yang saling berkaitan, dan bekerja sama membentuk suatu
aktivitas atau mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat dipandang
sebagai suatu hal yang tertutup atau terbuka. Sistem tertutup adalah
sistem yang tidak dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya, sedangkan
sistem terbuka ialah sistem yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bentuk umum suatu sistem terdiri atas input, proses, output dan umpan
balik. Umpan balik ialah hasil output untuk untuk memperbaiki input
yang akan datang. Keempat unsur tersebut berada dalam suatu organisasi.
Sebagai organisasi dengan sistem terbuka, maka organisasi dipengaruhi
dan mempengaruhi lingkungan luarnya. Pendekatan sistem meliputi
penerapan konsep-konsep yang cocok dari teori sistem untuk mempermudah
pemahaman tentang teori organisasi dan praktik manajerial
Peningkatan mutu pendidikan dengan pendekatan sistem berarti mulai
dari input, proses, output sampai kepada outcome pendidikan. Dalam
praktiknya, peningkatan mutu pendidikan selama ini belum menggunakan
pendekatan sistem. Peningkatan mutu cenderung berpikir output oriented.
Mutu pendidikan hanya dinilai dari output pendidikan seperti hasil
belajar dan ujian nasional. Padahal, dengan berpikir sebagai suatu
sistem, mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian nasional
tetapi juga mutu input dan mutu prosesnya di dalam kelas.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen
terdahulu pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu.
Perbedaan kondisi dan situasi tertentu memerlukan pendekatan tertentu
pula. Menurut pendekatan ini, tugas manajer ialah mengidentifikasi
teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam
mencapai tujuan organisasi, karena tidak ada satupun teknik manajemen
yang universal yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
Pendekatan Hubungan Manusiawi Baru
Pendekatan hubungan manusiawi baru merupakan pendekatan integratif
yang menggabungkan pandangan positif terhadap hakekat manusia dengan
studi organisasi secara ilmiah sehingga dapat menggambarkan kerja
manajer yang efektif.
Burns dan Stalker menyatakan bahwa permulaan kebijakan administratif
adalah kesadaran tentang belum optimalnya tipe-tipe sistem manajemen.
Pendekatan hubungan manusia baru dimulai dengan teori pendekatan
kontingensi menuju cara manajer seharusnya bertindak dalam
lingkungannya.
Dari beberapa pendapat ahli tentang fungsi-fungsi manajemen, maka
dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi administrasi pendidikan meliputi
- perencanaan,
- pengorganisasian,
- pengarahan,
- pengendalian.
Dari berbagai pendekatan manajemen, dapat disimpulkan ada dua aliran
manajemen, yaitu manajemen yang lebih berorientasi kepada tugas untuk
meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya dan manajemen yang berorientasi
kepada manusia sebagai pelaksana tugas untuk meningkatkan hubungan
manusiawi sebaik-baiknya.
No comments:
Post a Comment