Interferon adalah keluarga dari protein-protein yang
terjadi secara alami yang dibuat dan dikeluarkan oleh sel-sel sistem
imun (contohnya, sel-sel darah putih, sel-sel pembunuh alami,
fibroblast-fibroblast, dan sel-sel epithelial). Berat molekul interferon relatif besar, berkisar 20-30 kDa.
Interferon sebenarnya bukan obat, tetapi protein yang
diproduksi secara alami oleh sel di dalam tubuh untuk melindungi tubuh
dari serangan berbagai penyakit, termasuk penyakit infeksi dan kanker. Memang awalnya obat ini dikembangkan untuk terapi kanker. Tapi, saat
ini, selain untuk terapi kanker, interferon digunakan untuk terapi
berbagai penyakit, termasuk hepatitis B dan hepatitis C. Untuk beberapa
penyakit yang belum ditemukan obatnya, interferon juga menjadi
alternatif utama walaupun tingkat penyembuhannya tidak begitu tinggi.
Untuk terapi hepatitis , misalnya, efektivitasnya tidak lebih dari 30
persen.
Interferon sebagai "multidrug", juga menjadi alternatif pada terapi
SARS yang belum ditemukan obatnya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
interferon mampu meredam perkembangbiakan virus corona-SARS secara in
vitro. interferon juga sedang dicoba digunakan untuk melawan virus dengue (virus penyebab Demam berdarah), meski hasilnya juga masih belum memuaskan.
Terdapat tiga kelompok interferon yang telah diidentifikasi:
- alpha,
- beta, dan
- gamma.
Setiap kelompok mempunyai banyak efek, meskipun efek-efeknya saling tumpang tindih. Interferon-interferon yang tersedia secara
komersial adalah interferon manusia yang dibuat menggunakan
teknologi recombinant DNA. Mekanisme aksi dari interferon adalah
sangat kompleks dan belum dimengerti dengan baik. Interferon-interferon
memodulasi respon sistem imun pada virus-virus, bakteri-bakteri,
kanker, dan senyawa-senyawa asing lain yang menyerang tubuh.
Meskipun interferon adalah sangat serupa, namun pengaruhnya terhadap tubuh bisa sangat berbeda. Oleh karenanya, interferon yang berbeda digunakan untuk kondisi yang berbeda pula. Sebagai contoh Interferon
alpha digunakan untuk merawat penyakit kanker dan infeksi-infeksi virus;
interferon beta digunakan untuk merawat multiple sclerosis; dan
interferon gamma digunakan untuk merawat penyakit granulomatous kronis.
Dilihat dari struktur tiga dimensinya, interferon
alpha dan beta memiliki kemiripan (homology) yang tinggi dan sering
dinamakan interferon I. Sementara itu, interferon gamma memiliki
struktur yang berbeda dan biasanya juga disebut interferon II.
Dalam
kondisi normal, gen regulator untuk produksi interferon berada pada
posisi off hingga interferon tak diproduksi. Tetapi, pada saat ada
rangsangan dari luar, baik infeksi virus maupun bakteri, switch
gen regulator ini menjadi on dan sistem produksi interferon berjalan.
Pada saat ini, interferon diproduksi berbagai sel yang berhubungan
dengan sistem pertahanan tubuh. Misalnya, sel B, sel natural killer
(NK), dan makrophage. Interferon Alpha dan beta, selain memiliki
aktivitas sebagai antivirus, juga mempunyai efek inhibitor terhadap
pertumbuhan sel (cell growth inhibitor), dan lain-lain. Semua fungsi itu berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh manusia dan makhluk mamalia lainnya.
Berbeda
dengan interferon alpha dan beta yang diproduksi diberbagai sel,
interferon gamma hanya diproduksi sel NK ketika mendapat rangsangan dari
mitogen, substansi yang menyebabkan mitosis (pembelahan nukleus), atau
antigen lainnya. Walaupun diproduksi di sel yang berbeda dengan
mekanisme yang berbeda pula, interferon gamma memiliki efek yang sama
dengan dengan interferon alpha dan beta.
Interferon ini langsung
berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan cara menyerang virus,
bakteri, tumor dan substansi lain yang akan merusak tubuh.
Pada kondisi normal, tubuh akan
memproduksi interferon setiap mendapat serangan dari berbagai agen
penyakit. Namun, umumnya jumlah yang diproduksi tidak mencukupi untuk
melawan agen penyakit yang berkembang biak sangat cepat.
Karena
itu, suplai interferon dari luar sangat diperlukan. Ini menjadi salah satu
terapi yang termasuk ke dalam jenis imunoterapi (immunotherapy). Inilah
yang menjadi ide awal penggunaan interferon sebagai obat.
Pada
kebanyakan penyakit, terapi yang digunakan adalah kemoterapi, yakni
terapi dengan menggunakan senyawa kimia yang digunakan pada umumnya
spesifik untuk agen penyakit tertentu. Alhasil, senyawa tertentu hanya
bisa untuk terapi penyakit tertentu. Misalnya: Cyclophosphamide -
menjadi topik hangat di Indonesia saat ini karena tidak diproduksi lagi -
adalah obat yang hanya bisa menyembuhkan kanker. Begitu juga,
zidovudine, didanosine, lamivudine, dan stavudine adalah obat untuk
terapiAIDS/HIV. Ini disebabkan obat-obat tersebut hanya mampu menekan
agen penyakit yang bersangkutan.
Berbeda dengan
kemoterapi, imunoterapi menjadikan sistem imun tubuh sebagai targetnya.
Karena sistem imun ini berhubungan dengan hampir semua penyakit,
imunoterapi bisa diaplikasikan untuk semua jenis penyakit. Dengan
demikian, interferon bisa digunakan sebagai "multidrug" untuk terapi
berbagai penyakit.
Efek obat akan lebih baik jika obat tersebut tidak hanya berfungsi sebagai defense, yakni menahan diri dari serangan, tetapi juga sebagai offense,
yaitu mampu menyerang agen penyebab penyakit. Karena itu, sebelum
digunakan sebagai obat, efek interferon terhadap perkembang biakan agen
penyakit juga diuji terlebih dahulu. Dan, dari hasil beberapa
penelitian, interferon menunjukan kemampuannya sebagai antivirus.
Interferon-interferon tidak secara langsung membunuh sel-sel virus atau
yang bersifat kanker; mereka menaikan respon sistem imun dan mengurangi
pertumbuhan dari sel-sel kanker dengan mengatur aksi dari beberapa
gen-gen yang mengontrol pengeluaran dari banyak protein-protein selular
yang mempengaruhi pertumbuhan.
Manfaat Interferon
Karena interferon dapat meningkatkan sistem imun dengan beberapa cara, maka mereka dapat digunakan untuk banyak penyakit yang
melibatkan sistem imun. Contohnya:
- Interferon alfa-2a (Roferon-A) disetujui oleh FDA untuk merawat hairy cell leukemia, AIDS-related Kaposi's sarcoma, dan chronic myelogenous leukemia.
- Interferon alfa-2b disetujui untuk perawatan dari hairy cell leukemia, malignant melanoma, condylomata acuminata, AIDS-related Kaposi's sarcoma, hepatitis C kronis, dan hepatitis B kronis.
- Ribavirin dikombinasikan dengan interferon alfa-2b, interferon alfacon-1 (Infergen), pegylated interferon alfa-2b, atau pegylated interferon alpha-2a, semua disetujui untuk perawatan dari hepatitis C kronis.
- Interferon beta-1b (Betaseron) dan interferon beta-1a (Avonex) disetujui untuk perawatan dari multiple sclerosis.
- Interferon alfa-n3 (Alferon-N) disetujui untuk perawatan dari kutil-kutil genital dan perianal yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV).
- Interferon gamma-1B (Actimmune) disetujui untuk perawatan dari penyakit granulomatous kronis, dan osteopetrosis yang parah dan berbahaya.
Efek Samping
Masalahnya
walaupun interferon berfungsi ganda, yaitu melindungi tubuh dari
serangan penyakit dan sekaligus membunuh agen penyebab penyakit, obat
ini masih mempunyai beberapa kelemahan. Pertama adalah adanya efek
samping. Penggunaan interferon akan menimbulkan efek samping berupa
gejala demam, termasuk panas dan sakit kepala.
Penggunaan
interferon dalam waktu yang lama akan menyebabkan turunnya daya lihat
dan bahkan rontoknya rambut. Kelemahan kedua adalah masa terapi lama
bahkan sampai lebih dari satu tahun. Ini akan menyusahkan pasien karena
konsumsi interferon biasanya melalui infus.
Pemberian interferon dapat memberikan efek samping yang mirip dengan gejala-gejala flu, seperti demam, menggigil,
sakit kepala, sakit-sakit dan nyeri-nyeri otot, malaise. Efek ini dapat terjadi pada pemberian semua jenis interferon. Gejala-gejala ini bervariasi dari ringan
sampai parah dan terjadi pada sampai setengah dari senua pasien-pasien.
Gejala-gejala cenderung berkurang dengan suntikan-suntikan yang berulang
dan mungkin dikendalikan dengan analgesik seperti acetaminophen
(Tylenol) dan antihistamines seperti diphenhydramine (Benadryl).
Kerusakan jaringan pada tempat suntikan juga dapat terjadi pada pemberian semua jenis interferon, namun lebih sering terjadi setelah pemberian interferon beta-1b dan
pegylated interferon alfa-2b.
Depresi dan bunuh diri telah dilaporkan diantara pasien-pasien yang
menerima interferon-interferon; meskipun, belum jelas apakah
depresi dan pikiran-pikiran bunuh diri tersebut disebabkan oleh penyakit-penyakit
yang sedang dirawat atau interferon-interferon itu sendiri. Oleh karenanya,
semua pasien yang menerima perawatan dengan interferon harus
diamati perkembangan dari depresi dan pikiran-pikiran bunuh diri.
Efek samping lain yang mungkin terjadi dengan semua
interferon-interferon dan yang mugkin disebabkan oleh dosis-dosis yang
lebih tinggi adalah:
- kelelahan,
- diare,
- mual,
- muntah,
- nyeri perut,
- sakit-sakit persendian,
- nyeri tulang belakang, dan
- dizziness.
Anorexia, congestion, denyut jantung yang meningkat, kebingungan,
jumlah sel darah putih yang rendah, jumlah platelet yang rendah
(thrombocytopenia), jumlah sel darah merah yang rendah, dan peningkatan
pada enzim-enzim hati, peningkatan pada triglycerides, ruam-ruam kulit,
rambut rontok yang ringan atau penipisan rambut, pembengkakan (edema), batuk, atau kesulitan bernapas telah dilaporkan. Reaksi-reaksi alergi dan anaphylactik mungkin juga terjadi.
Beberapa interferon-interferon berhubungan dengan gagal hati dan
tes-tes fungsi hati yang periodik direkomendasikan selama terapi.
Interaksi Obat
Interferon alfa-2a, interferon alfa-2b dan interferon beta-1b mungkin
akan meningkatkan konsentrasi dari zidovudine (AZT, Retrovir) dalam darah.
Meskipun reaksi ini mungkin memperbaiki keefektifan dari zidovudine, tetapi juga mungkin akan meningkatkan resiko keracunan darah dan hati. Oleh
karenanya, dosis dari zidovudine mungkin perlu dikurangi sebanyak 75%.
Interferon alfa-2a dan interferon alfa-2b dapat meningkatkan waktu eksresi dan eliminasi yang diperlukan oleh theophylline dari tubuh, sehingga dosis theophylline mungkin juga perlu dikurangi.
Interferon-interf eron yang tersedia
Interferon-interf eron yang tersedia
- Roferon-A (interferon alfa-2a)
- Intron-A (interferon alfa-2b)
- Alferon-N (interferon alfa-n3)
- PegIntron (peginterferon alfa-2b)
- Avonex (interferon beta-1a)
- Rebif (interferon beta-1a)
- Betaseron (interferon beta-1b)
- Extavia (interferon beta-1b)
- Infergen (interferon alfacon-1)
- Actimmune (interferon gamma-1b)
- Pegasys (peginterferon alfa-2a)
- Peginterferon (peginterferon alfa-2a dan Ribavirin)
- PegIntron/Rebetol combo pack (peginterferon alfa-2b dan Ribavirin)
Dr Itua cure my HIV, I have been a ARV Consumption for 10 years. i have been in pains until i came across Dr Itua on blogs site.I emailed him about my details of my HIV and my location i explained every thing to him and he told me that there is nothing to be scared of that he will cured me, he gave me guarantee,He ask me to pay for items fees so when i'm cured I will show gratitude I did and giving testimony of his healing herbs is what I'm going to do for the rest of you out there having HIV and other disease can see the good work of Dr Itua.I received his herbal medicine through EMS Courier service who delivered to my post office within 5 working days.Dr Itua is an honest man and I appreciate him for his good work.My GrandMa called him to appreciate him and rest of my friends did too,Is a joy to me that I'm free of taking Pills and having that fat belle is a nightmare.you will understand what i'm talking about if you have same problem I was having then not now though.I'm free and healthy Big Thanks To Dr Itua Herbal Center.I have his calendar too that he recently sent me,He Cure all kind disease Like,Cancer,Weak Erection,Wart Remover,Hpv,Herpes,Alzheimer’s disease,Bechet’s disease,Crohn’s disease,Cushing’s disease,Heart failure,Multiple Sclerosis,Hypertension,Fibromyalgia,Hiv,Hepatitis B,Liver/Kidney Inflamatory,Epilepsy,Blood Cancer,Prostate Cancer,Colo-Rectal Cancer,Brain Cancer,Lung Cancer,Infertility,Parkinson's disease,Schizophrenia,Lung Cancer,Breast Cancer,Colo-Rectal Cancer,Blood Cancer,Prostate Cancer,siva.Fatal Familial Insomnia Factor V Leiden Mutation ,Epilepsy Dupuytren's disease,Desmoplastic small-round-cell tumor Diabetes ,Coeliac disease,Creutzfeldt–Jakob disease,Cerebral Amyloid Angiopathy, Ataxia,Arthritis,measles, tetanus, whooping cough, tuberculosis, polio and diphtheriaAmyotrophic Lateral Scoliosis,Fibromyalgia,Fluoroquinolone ToxicitySyndrome Fibrodysplasia Ossificans ProgresSclerosis,Seizures,Alzheimer's disease,Adrenocortical carcinoma.Asthma,Allergic diseases.Hiv_ Aids,Herpe ,Copd,Glaucoma., Cataracts,Macular degeneration,Cardiovascular disease,Lung disease.Enlarged prostate,Osteoporosis.Alzheimer's disease,
ReplyDeleteDementia.Fibroid,Diabetes,Dercum,Copd ,and also Bring back Ex Lover Back..Here his Contact .drituaherbalcenter@gmail.com Or Whats_app Number +2348149277967