Sitokine adalah protein-protein sekresi kecil yang menjadi
media (berperan sebagai perantara) dan pengaturan (regulated) imunitas,
inflamasi dan haematopoiesis. Sitokine
diproduksi secara de novo, sebagai respon terhadap rangsangan imunitas. Secara
sederhana, pengertian sitokine adalah protein yang dipakai untuk menyebarkan
informasi antar sel.
Sekresi sitokina dihasilkan sesuai kebutuhan bergantung pada
stimulusnya. Mediator ini dihasilkan oleh berbagai sel hemapoitik dan
sel struktural dan memiliki efek pleiotropik pada sel target dalam
regulasi pertahanan imunologik, respons inflamasi, pertumbuhan dan
diferensiasi sel, dan remodeling serta perbaikan jaringan. Merupakan
polipeptid atau glikoprotein berberat molekul rendah.
Pemahaman mengenai sitokin berkembang dan berbagai penelitian misalnya penelitian bidang imunologi, virologi, sel, dan biologi molekular, sehingga konsep yang seragam tidak cepat terbentuk dan timbul berbagai nomenklatur;.
Di tahun enam puluhan misalnya, namanya berdasarkan efek biologiknya, sehingga sitokin yang dihasilkan oleh limfosit disebut limfokin, sedangkan yang disekresi oleh monosit disebut monokin.
Pada International Lymphokine Workshop ke-2 di Swiss tahun 1979, disepakati untuk memberikan satu nama generik bagi mediator tersebut yakni interleukin yang berarti komunikasi antar sel leukosit. Walaupun demikian masih ada yang memakai nama lama atas dasar sejarahnya (interferon), atau efek biologiknya misalnya colony stimulating factor, growth factor tertentu, dan lain-lain.
Pada umumnya (meskipun tidak selalu), sitokine bekerja dalam waktu yang sangat singkat dan konsentrasi yang sangat rendah. Sitokine bekerja dengan berikatan pada membran reseptor spesifik yang kemudian memberi sinyal ke sel-sel sekitarnya melelui “second messengers”, yang sering adalah tirosine kinase, untuk mengubah suasana di sekitar sel (gen expression). Respon terhadap sitokine antara lain adalah: meningkatnya atau menurunnya espressi membran protein (termasuk reseptor-reseptor sitokine), proliferasi dan sekresi dari molekul-molekul efektor.
Pemahaman mengenai sitokin berkembang dan berbagai penelitian misalnya penelitian bidang imunologi, virologi, sel, dan biologi molekular, sehingga konsep yang seragam tidak cepat terbentuk dan timbul berbagai nomenklatur;.
Di tahun enam puluhan misalnya, namanya berdasarkan efek biologiknya, sehingga sitokin yang dihasilkan oleh limfosit disebut limfokin, sedangkan yang disekresi oleh monosit disebut monokin.
Pada International Lymphokine Workshop ke-2 di Swiss tahun 1979, disepakati untuk memberikan satu nama generik bagi mediator tersebut yakni interleukin yang berarti komunikasi antar sel leukosit. Walaupun demikian masih ada yang memakai nama lama atas dasar sejarahnya (interferon), atau efek biologiknya misalnya colony stimulating factor, growth factor tertentu, dan lain-lain.
Pada umumnya (meskipun tidak selalu), sitokine bekerja dalam waktu yang sangat singkat dan konsentrasi yang sangat rendah. Sitokine bekerja dengan berikatan pada membran reseptor spesifik yang kemudian memberi sinyal ke sel-sel sekitarnya melelui “second messengers”, yang sering adalah tirosine kinase, untuk mengubah suasana di sekitar sel (gen expression). Respon terhadap sitokine antara lain adalah: meningkatnya atau menurunnya espressi membran protein (termasuk reseptor-reseptor sitokine), proliferasi dan sekresi dari molekul-molekul efektor.
Sitokine
adalah nama umum dari sel yang menyebarkan informasi antar sel, oleh karena itu terdapat nama-nama yang lebih spesifik antara lain
adalah Limfokine (sitokine yang dihasilkan oleh limfosit), monokine (sitokine
yang dihasilkan oleh monosite), khemokine (sitokine yang memiliki aktifitas
kimia) dan interleukine (sitokine yang dihasilkan oleh leukosit dan bekerja
pada leukosit lainnya). Sitokine mungkin juga bekerja pada cel-cel yang mensekresinya
(autocrine action), pada sel-sel yang ada di dekatnya (paracrine action), tetapi
juga ke sel-sel yang jauh (endocrine action).
Adalah hal
yang biasa bila, sel-sel yang berbeda menghasilkan sitokine yang sama, dan
sebaliknya adalah hal yang biasa juga bila satu jenis sitokine bekerja pada
beberapa jenis sel (Pleiotropy). Dalam aktifitasnya, Sitokine bersifat
redundant, artinya fungsi yang sama, dapat dirpicu oleh sitokine yang berbeda. Sitokine
sering diproduksi dalam suatu kaskade, artinya jika satu sitokine akan memicu target
selnya untuk menghasilkan sitokine lagi. Sitokine juga dapat bekerja secara
sinergis (dua atau lebih sitokine bekerja bersama-sama) atau antagonis (sitokine
menyebabkan aktifitas berbeda)
No comments:
Post a Comment